Sentimen
16 Nov 2024 : 17.45
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kayu Putih, Tiongkok
Potensi Bisnis Perkembangan Minyak Atsiri di Indonesia
17 Nov 2024 : 00.45
Views 3
Medcom.id Jenis Media: Ekonomi
Jakarta: Potensi bisnis ekspor minyak atsiri di Indonesia sangat besar dengan keanekaragaman hayati yang melimpah, kondisi iklim tropis yang mendukung serta sejarah panjang dalam memproduksi minyak atsiri berkualitas tinggi.
Founder Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairine mengatakan Indonesia merupakan salah satu ekrportir terbesar di dunia dengan dukungan 2000 pelaku industri
"Jadi sebenarnya industrinya juga cukup matang, cukup besar. Pabrik besarnya pun yang melakukan ekspor sudah banyak," tegas dia dalam Indonesia Knowledge Forum XII 2024 dikutip Sabtu, 16 November 2024.
Dia mengatakan proses hilirirasi di produk minyak atsiri kurang terdengar di masyarakat awam meskipun industrinya sudah sangat besar dan sangat maju.
"Jadi udah ada hilirisasi di produk ini. Sudah sampai menjadi salah satu terbesar di dunia," tegas dia.
Dia menjelaskan untuk memproduksi bahan minyak atsiri itu tak hanya dari parfurm tapi juga untuk teknologi pangan. Perkembangan teknologi itu yang sebenarnya lebih susah dari produk jadinya.
"Nah, proses susahnya itu sudah dilakukan di. Negara kita, sebelum menjadi barang jadi," tegas dia.
Dia berharap ada lebih banyak tanaman Indonesia yang terekspose. Kondisi tropis di indonesia lebih baik dibandingkan negara eropa yang tak memiliki jenis minyak atsiri.
"Walaupun jenisnya lebih sedikit, negara eropa bisa memasarkannya dengan sangat bagus seperti minyak lavender," tegas dia.
Indonesia memiliki lebih dari 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, seperti nilam (patchouli), cengkeh, kayu putih, sereh wangi (lemongrass), dan pala.
Indonesia merupakan produsen terbesar minyak nilam di dunia, dengan kontribusi sekitar 85 persen dari kebutuhan global. Minyak atsiri digunakan secara luas di industri parfum, kosmetik, farmasi, aromaterapi, makanan, dan minuman.
Permintaan global untuk produk alami dan organik terus meningkat, yang sejalan dengan penggunaan minyak atsiri. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, India, dan Tiongkok adalah pasar utama untuk ekspor minyak atsiri.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan industri minyak atsiri melalui pelatihan, peningkatan teknologi produksi, dan promosi di pasar internasional.
Program hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah juga dilakukan, seperti memproduksi minyak atsiri berkualitas ekspor langsung dari petani atau produsen lokal. Potensi ekspor minyak atsiri Indonesia sangat besar jika dikelola dengan baik.
Dukungan teknologi, pelatihan petani, dan promosi di pasar global akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir utama minyak atsiri dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
Founder Rumah Atsiri Indonesia Natasha Clairine mengatakan Indonesia merupakan salah satu ekrportir terbesar di dunia dengan dukungan 2000 pelaku industri
"Jadi sebenarnya industrinya juga cukup matang, cukup besar. Pabrik besarnya pun yang melakukan ekspor sudah banyak," tegas dia dalam Indonesia Knowledge Forum XII 2024 dikutip Sabtu, 16 November 2024.
Dia mengatakan proses hilirirasi di produk minyak atsiri kurang terdengar di masyarakat awam meskipun industrinya sudah sangat besar dan sangat maju.
"Jadi udah ada hilirisasi di produk ini. Sudah sampai menjadi salah satu terbesar di dunia," tegas dia.
Dia menjelaskan untuk memproduksi bahan minyak atsiri itu tak hanya dari parfurm tapi juga untuk teknologi pangan. Perkembangan teknologi itu yang sebenarnya lebih susah dari produk jadinya.
"Nah, proses susahnya itu sudah dilakukan di. Negara kita, sebelum menjadi barang jadi," tegas dia.
Dia berharap ada lebih banyak tanaman Indonesia yang terekspose. Kondisi tropis di indonesia lebih baik dibandingkan negara eropa yang tak memiliki jenis minyak atsiri.
"Walaupun jenisnya lebih sedikit, negara eropa bisa memasarkannya dengan sangat bagus seperti minyak lavender," tegas dia.
Indonesia memiliki lebih dari 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, seperti nilam (patchouli), cengkeh, kayu putih, sereh wangi (lemongrass), dan pala.
Indonesia merupakan produsen terbesar minyak nilam di dunia, dengan kontribusi sekitar 85 persen dari kebutuhan global. Minyak atsiri digunakan secara luas di industri parfum, kosmetik, farmasi, aromaterapi, makanan, dan minuman.
Permintaan global untuk produk alami dan organik terus meningkat, yang sejalan dengan penggunaan minyak atsiri. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa, India, dan Tiongkok adalah pasar utama untuk ekspor minyak atsiri.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan industri minyak atsiri melalui pelatihan, peningkatan teknologi produksi, dan promosi di pasar internasional.
Program hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah juga dilakukan, seperti memproduksi minyak atsiri berkualitas ekspor langsung dari petani atau produsen lokal. Potensi ekspor minyak atsiri Indonesia sangat besar jika dikelola dengan baik.
Dukungan teknologi, pelatihan petani, dan promosi di pasar global akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir utama minyak atsiri dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SAW)
Sentimen: positif (100%)