Sentimen
Positif (100%)
14 Nov 2024 : 21.12
Tokoh Terkait

Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025

15 Nov 2024 : 04.12 Views 1

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025
Jakarta: Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berkomitmen untuk mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik di tahun depan. Ini seiring dengan kondisi bisnis kendaraan listrik di Indonesia yang dinilai masih akan bertambah cerah lagi.
 
Maklum saja, sebab aturan pemerintah mengenai syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Apalagi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menegaskan akan tetap melanjutkan beberapa insentif prioritas pada 2025.
 
Salah satunya adalah insentif Pajak Pertambahan Nilai PPN (PPN) satu persen untuk mobil listrik. Jika direalisasi, usulan tersebut tentunya akan menambah daya dorong untuk pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang.
Untuk bisa mendapatkan insentif tersebut, kendaraan listrik tersebut harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40 persen. Tentu saja, insentif PPN ini akan mendorong peningkatan TKDN pada kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Dan pada saat yang sama, insentif ini juga akan memacu pertumbuhan industri komponen lokal.
 
"Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri," kata President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso dalam Public Expose DRMA di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
 
Terkait hal itu pula yang membuat DRMA mengincar peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan 'Dharma Connect', yaitu ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik.
 
Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).
    Pede pertahankan kinerja
Di sisi lain, Irianto optimistis dapat mempertahankan kinerja di kuartal keempat tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi dimana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.
 
"Pertahankan kinerja yang baik di kuartal keempat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami," tegas Irianto.
 
Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis.
 
Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perseroan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
 
Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.
 
"Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan," tambah Irianto.
 
Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perseroan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang.
 
Dalam hal ini, DRMA telah bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase TKDN.
 
Adapun pada kuartal III-2024 DRMA membukukan penjualan Rp4 triliun. Dalam situasi industri yang kurang bersahabat di 2024 ini, perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 20 persen secara kuartalan (qoq). Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan sebesar lima persen.
 
Sementara laba usaha tercatat sebesar Rp548 miliar, naik 65 persen (qoq), meskipun turun 20 persen secara tahunan (yoy). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp412 miliar, meningkat 69 persen (qoq).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(HUS)

Sentimen: positif (100%)