Sentimen
Positif (100%)
14 Nov 2024 : 20.22
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kasus: Kemacetan

Empat paslon Pilkada Makassar debat penanganan dampak perubahan iklim

14 Nov 2024 : 20.22 Views 14

Antaranews.com Antaranews.com Jenis Media: Politik

Empat paslon Pilkada Makassar debat penanganan dampak perubahan iklim

"Kita punya mangrove, yang berpotensi besar untuk menurunkan efek rumah kaca, pencemaran atau penurunan perubahan suhu udara yang sangat tinggi dan saya kira ruang terbuka hijau menjadi salah satu program unggulan kita,"Makassar (ANTARA) - Empat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar saling beradu gagasan berkaitan bagaimana penanganan menghadapi dampak perubahan iklim ekstrim dalam debat kandidat kedua yang dilaksanakan KPU Kota Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Indira Jusuf Ismail - Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INIMI) menyampaikan dalam misinya berkaitan dengan pertanyaan soal dampak perubahan iklim ekstrim mengingat Kota Makassar masuk sebagai salah satu kota  di Asia Tenggara mengalami suhu panas yang tidak biasa, pihaknya telah menyusun sejumlah program.

"Misi pertama kami, rekonstruksi sosial dan spasial yang mitigatif dan adaktif menuju Makassar kota rendah karbon resiliensi, kebaikannya ada tiga. Pertama, pengembangan infrastuktur, pelayanan dasar seperti transportasi, energi, air bersih dan pendekatan ramah lingkungan," ujar Indira dalam debat itu.

Selanjutnya, berkaitan dengan lingkungan hidup, kata istri Wali Kota Makassar non aktif Moh Ramdhan Pomanto ini, menginterpretasikan prinsip keberlanjutan semua aspek pembangunan dengan fokus pada penanganan perubahan iklim, pelestarian sumber daya alam dan budaya. Penyelenggaraan kota cerdas terintegrasi satu data untuk mempercepat pengambilan kebijakan strategis.

Sementara itu pasangannya Ilham Ari menambahkan, Kota Makassar kini sudah berubah drastis. Sistem persampahan telah dibenahi dari hulu ke hilir. Bahkan di hilir sudah ada nota kesepahaman (MoU) dengan Pemkot Makassar dengan menghadirkan PESL dalam mengolah sampah. Ia berjanji masalah persampahan di TPA Antang akan tuntas selama sembilan tahun.

"Ini semua adalah sistem untuk memitigasi kejadian tidak terprediksi. Kejadian alam adalah force major, tidak bisa diprediksi, tapi upaya Pemkot Makassar telah memiliki sistem persampahan, itu salah satunya. Kedua, mitigasi dalam lorong, kami ada program lorong wisata dan lorong iklim," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, paslon nomor urut empat Amri Arsyid-Rahman Bando (AMAN) menyampaikan, dampak perubahan iklim bukan hanya persoalan Kota Makassar, tapi nasional bahkan global. Ini ditimbulkan atas efek rumah kaca dan polusi dari emisi karbon. Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 7 sudah merumuskan energi bersih

"Saya kira kita tinggal mengikuti bagaimana pola yang akan dilakukan, AMAN sudah mendesain ini. Yang harus kita perhatikan adalah bagaimana meminimalisir polusi ditimbulkan yang menghasilkan emisi karbon, ini menjadi PR kita bersama, terutama dalam regulasi pengaturan kendaraan lalu lintas yang menghasilkan emisi karbon," tutur Amri.

Oleh karena itu, harus dipikirkan bagaimana melakukan konversi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, kemudian ruang terbuka hijau adalah solusi yang paling efektif untuk mengurangi efek gas rumah kaca sebagai salah satu penyumbang dampak perubahan iklim.

"Kita punya mangrove, yang berpotensi besar untuk menurunkan efek rumah kaca, pencemaran atau penurunan perubahan suhu udara yang sangat tinggi dan saya kira ruang terbuka hijau menjadi salah satu program unggulan kita," katanya lagi.

Hal senada disampaikan pasangannya Rahman Bando, pemerintah harus mendorong penggunaan energi terbarukan seperti penggunaan solar cell terutama di wilayah kepulauan, supaya mengurangi penggunaan energi fosil yang terbukti banyak menimbulkan polusi dalam penggunaannya, termasuk penggunaan kendaraan bermotor yang jumlahnya lebih dari dua juta di Kota Makassar.

Berkaitan dengan pertanyaan dampak perubahan iklim, paslon nomor 1 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Mulia) merespons bahwa yang merasakan dampaknya pertama adalah manusianya. Artinya, manusia menjadi objek dari perubahan iklim, walaupun iklim terus berubah secara global, sehingga harus ada persiapan mengantisipasinya.

"Hal pertama dilakukan bagaimana keterlibatan seluruh masyarakat, termasuk anak-anak sekolah diberikan kemampuan menanam minimal dua pohon satu anak dan menjaga kelestarian. Kedua, membangun taman-taman kota. Ini kita harus bangun supaya kegiatan yang ada di dalam ruang terbuka hijau (RTH) bisa kita miliki, bisa minimalisir dampak efek rumah kaca," ucap Munafri.

Selain itu, lanjut dia, anak-anak sangat butuh ruang terbuka hijau untuk menambah kecerdasan dan kesehatan yang mereka miliki. Berikutnya, membangun green building (gedung hijau) dengan ketetapan regulasi oleh pemerintah, sehingga fungsi pemerintah akan sangat kuat dalam mendukung kelestarian lingkungan di Kota Makassar.

Menanggapi perubahan iklim, pasangan nomor urut 1 Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati) merespons bahwa telah memiliki konsep. Ia menyebut efek rumah kaca salah satu penyebab timbulnya hawa panas yang luar biasa. Bila dilihat indeks lingkungan hidup saat ini masih di bawah 60.

"Target kami, kita naikkan menjadi 70. Kurang lebih kiat-kiatnya hampir sama dengan paslon lain. Tentu, kita harus meningkatkan namanya RTH, penanaman mangrove dan paling penting sebenarnya penyebab tingginya emisi dan efek rumah kaca begitu banyaknya kendaraan bermotor ada di jalanan di Kota Makassar setiap hari.

"Caranya, bagaimana mengurangi kendaraan pribadi yang ada saat ini menyebabkan kemacetan. Membangun transportasi umum maupun transportasi massal. Kami punya konsep, penanaman pohon ataupun tanaman-tanaman di setiap rumah bisa di manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, pemanfaatan energi solar cell seperti di gedung-gedung, balai kota dan kantor kecamatan, kelurahan," tuturnya menambahkan.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024

Sentimen: positif (100%)