Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait
Ketahuan Fitnah Roy Suryo sebagai Pemilik Akun Fufufafa, Tiktoker Intan Srinita Hapus Postingan
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ada-ada saja kelakuan tiktokers satu ini. Entah apa yang mendasari hingga dia berani memfitnah Roy Suryo sebagai pemilik akun Kaskus Fufufafa.
Nama tiktoker itu adalah Intan Srinita. Dia ramai diperbincangkan setelah menyebut Roy Suryo sebagai pemegang akun Fufufafa meski tanpa bukti secuil pun.
Intan memberikan sentilan kepada Roy Suryo yang diketahui punya bukti kuat bahwa sosok di balik Fufufafa adalah Gibran Rakabuming Raka.
"Terkuak kan akun Fufufufa milik siapa? Milik Roy Suryo. Siapa nih yang waktu itu bilang akun Fufufafa milik Mas Gibran," kata Intan Srinita dalam kontennya yang kini telah dihapus.
Intan menyebut bahwa Roy Suryo divonis 9 bulan hukuman penjara atas kasus penyebaran informasi tak benar mengenai akun Kaskus Fufufafa.
Pernyataan Intan mengenai Roy Suryo ramai disorot dan dipastikan sebagai fitnah murahan. Wanita itu pun menghapus kontennya hingga kembali mengundang reaksi warganet.
"Kelakuannya 11 12 dengan Fufufafa. Setelah VIRAL langsung bersih bersih hapus postingan. Mamam tuh hoax dari kakak pembina 🤣🤣," tulis akun @KangManto123 di X, sembari membagikan informasi tersebut, dikutip Selasa (12/11/2024).
"Keknya yg nyuruh yang pengen akun fufufafa ditindak lanjut deh, dengan harapan ada kemungkinan roy suryo lapor polisi atas fitnahannya. Seru kalau iya😁. Kalau dr kubu kakak pembina sih saya rasa bodoh banget, akan jd bumerang," balas warganet.
"Gw liat ngomongnya enteng bangat gitu tanpa bukti.. sekelas Budi Ari aja gak bisa membuktikan.. ini bocah alay mulutnya enteng bangat nyocos," sindir lainnya.
Diketahui, pakar telematika Roy Suryo, beberapa waktu lalu mengungkapkan temuannya soal keterkaitan Wakil Presiden sekaligus putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dengan akun Fufufafa di forum Kaskus.
Menurut Roy Suryo, data yang dia peroleh sudah mencapai tingkat validasi A1 atau sangat dapat dipercaya. Ada banyak jejak digital bahwa akun tersebut milik putra sulung Presiden Jokowi.
"Ternyata benar, nomor handphone yang digunakan sudah jelas milik Gibran. Selain itu, email yang terhubung, yakni Chili Pari, adalah email resmi dari usaha katering yang dikelola Gibran. Ini semakin memperkuat bukti bahwa akun Fufufafa memang milik Gibran, dan tidak bisa ngelak lagi," ungkap Roy dalam YouTube Abraham Samad, dikutip pada Jumat, (11/10/2024).
Lebih lanjut, Roy menambahkan bahwa terdapat upaya untuk menutupi jejak tersebut dengan mengganti nama Gibran menjadi "Slamet." Namun, usaha tersebut dianggapnya gagal karena bukti-bukti digital tetap mengarahkan kepada sosok Gibran.
"Nomor handphone yang digunakan itu juga tercatat dalam formulir pendaftaran ketika Gibran mendaftar sebagai Wali Kota Solo. Ada fotonya, jadi tidak bisa disangkal lagi," tegasnya.
Roy juga menekankan bahwa temuan ini didukung oleh bukti-bukti ilmiah dan digital yang kuat. "Jejak digitalnya sudah jelas, ini A1. Jadi, ada kecenderungan berbahaya dari tindakan anak ini," tutup Roy Suryo.
Kontroversi seputar akun Fufufafa di Kaskus mencuat karena akun tersebut terlibat dalam beberapa unggahan kontroversial, termasuk hinaan terhadap tokoh politik seperti Prabowo Subianto dan selebriti seperti Syahrini dan Cinta Laura.
Akun ini menjadi sorotan publik ketika beberapa pihak mengaitkannya dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, yang baru saja terpilih sebagai Wakil Presiden terpilih.
Spekulasi mengenai keterlibatan Gibran muncul setelah beberapa unggahan akun Fufufafa dianggap mirip dengan gaya komunikasi Gibran, terutama terkait waktu dan topik tertentu. Namun, Gibran membantah memiliki akun tersebut, dan Menteri Kominfo juga menyatakan bahwa belum ada bukti jelas mengenai siapa pemilik akun itu.
Beberapa pihak menilai bahwa kontroversi ini bisa merusak reputasi politik Gibran, terutama potensi dampaknya terhadap hubungan antara Jokowi dan Prabowo
Di sisi lain, unggahan dari akun tersebut yang berisi penghinaan kepada berbagai figur publik memicu kecaman luas, memperlihatkan buruknya etika dan literasi digital di kalangan masyarakat. (bs-sam/fajar)
Sentimen: negatif (76.2%)