Menko Zulhas Pastikan Stok Beras Aman saat Hasil Panen Seret di Awal 2025
Medcom.id Jenis Media: Ekonomi
11 Nov 2024 : 22.55
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyebut Indonesia memiliki cadangan beras yang cukup untuk mengatasi kondisi shortage atau kurangnya hasil panen padi pada periode Januari-Februari tahun depan, yang biasanya disebabkan oleh musim hujan.
Pria yang karib disapa Zulhas itu menyampaikan, shortage beras merupakan siklus yang biasa terjadi di luar masa panen raya. Menurutnya, Januari dan Februari 2024, merupakan puncak shortage beras.
"Tidak usah khawatir, stok kita di Bulog terakhir dua juta ton," tegas Zulhas usai Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Jakarta, Senin, 11 November 2024.
Selama periode Januari-Februari, produksi beras di Indonesia hanya sekitar satu juta ton hingga 2,5 juta ton. Sementara saat masuk musim panen bisa mencapai 3,5 juta ton.
Tahun ini, kuota total impor beras mencapai 3,6 juta ton dan masih tersisa 850 ribu ton atau belum masuk ke Indonesia.
Zulhas menyebut, sisa kuota impor beras tersebut tidak akan masuk seluruhnya pada akhir tahun dan baru akan dikirimkan pada 2025.
"Yang 500 ribu (ton) diusahakan sampai Desember (2024, masuk). Jadi sisanya sedikit kan, (350 ribu ton) akan dilanjutkan tahun depan," ujar dia.
Stok dan harga beras aman hingga akhir 2024
Sebelumnya, Zulhas memastikan tidak ada kebijakan untuk penambahan impor beras baru hingga akhir 2024. Di sela peninjauan stok beras di kawasan pergudangan Bulog Sunter Timur, ia mengatakan tidak ada impor baru hingga akhir tahun, namun lebih kepada pemenuhan kuota impor di 2024.
Menko Pangan juga memastikan stok beras aman dan mencukupi hingga Desember 2024, guna menjaga kestabilan pasokan dan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ia menyebutkan stok beras Bulog di salah satu gudang di Jakarta mencapai 140 ribu ton, sedangkan gudang yang dimiliki Bulog lebih dari 1.508 gudang di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat dan pedagang untuk tidak khawatir terhadap pasokan beras, karena pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah optimal demi menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
Pria yang karib disapa Zulhas itu menyampaikan, shortage beras merupakan siklus yang biasa terjadi di luar masa panen raya. Menurutnya, Januari dan Februari 2024, merupakan puncak shortage beras.
"Tidak usah khawatir, stok kita di Bulog terakhir dua juta ton," tegas Zulhas usai Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Jakarta, Senin, 11 November 2024.
Selama periode Januari-Februari, produksi beras di Indonesia hanya sekitar satu juta ton hingga 2,5 juta ton. Sementara saat masuk musim panen bisa mencapai 3,5 juta ton.
Tahun ini, kuota total impor beras mencapai 3,6 juta ton dan masih tersisa 850 ribu ton atau belum masuk ke Indonesia.
Zulhas menyebut, sisa kuota impor beras tersebut tidak akan masuk seluruhnya pada akhir tahun dan baru akan dikirimkan pada 2025.
"Yang 500 ribu (ton) diusahakan sampai Desember (2024, masuk). Jadi sisanya sedikit kan, (350 ribu ton) akan dilanjutkan tahun depan," ujar dia.
Stok dan harga beras aman hingga akhir 2024
Sebelumnya, Zulhas memastikan tidak ada kebijakan untuk penambahan impor beras baru hingga akhir 2024. Di sela peninjauan stok beras di kawasan pergudangan Bulog Sunter Timur, ia mengatakan tidak ada impor baru hingga akhir tahun, namun lebih kepada pemenuhan kuota impor di 2024.
Menko Pangan juga memastikan stok beras aman dan mencukupi hingga Desember 2024, guna menjaga kestabilan pasokan dan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ia menyebutkan stok beras Bulog di salah satu gudang di Jakarta mencapai 140 ribu ton, sedangkan gudang yang dimiliki Bulog lebih dari 1.508 gudang di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat dan pedagang untuk tidak khawatir terhadap pasokan beras, karena pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah optimal demi menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)
Sentimen: positif (99.9%)