Sentimen
Positif (100%)
11 Nov 2024 : 01.30

Pameran AKI 2024 Kenalkan Warisan Seni Budaya Nusantara ke Generasi Muda

11 Nov 2024 : 08.30 Views 1

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Nasional

Pameran AKI 2024 Kenalkan Warisan Seni Budaya Nusantara ke Generasi Muda

Jakarta: Pameran Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 memperluas misinya dalam menjaga dan mewariskan seni serta budaya Indonesia ke generasi muda, termasuk anak-anak. Acara yang berlangsung di Avenue of the Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 5-10 November 2024, juga menyajikan kegiatan yang menjaga nilai budaya Nusantara agar tetap relevan di era modern. Dalam kesempatan tersebut, turut diadakan workshop seni rupa anak oleh RURUKIDS bertajuk Pesona Budaya Nusantara dengan medium topeng. Puluhan anak antusias mengikuti kegiatan melukis dan membuat kolase di atas topeng tradisional. Kegiatan tersebut dirancang agar anak-anak tidak hanya menikmati karya seni, tetapi juga merasakan kedekatan dengan budaya Indonesia melalui visual dan kreativitas mereka sendiri, dengan tujuan mengenalkan budaya Nusantara dengan cara yang menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak. "Sesuai motto kami “Kids are important, they are our future”. Karena bagi kami, anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan penting di masa depan. Berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang seni dan kebudayaan sejak dini dapat mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air," ungkap Member RURUKIDS, Hayisa Oktariza. Selain workshop seni rupa anak, Pameran AKI 2024 pada Sabtu, 9 November 2024, ini juga menyajikan pertunjukan teater boneka Papermoon Puppet Theatre. Maria Tri Sulistiyani, yang akrab disapa Ria Papermoon (Pencetus teater boneka “Papermoon Puppet") menyampaikan pandangannya tentang cara-cara agar budaya Indonesia dapat terus relevan dan menarik bagi audiens masa kini. Menurutnya, seni adalah cermin dari Indonesia saat ini, yang dapat kita perkenalkan kepada dunia melalui pengadaptasian budaya yang kreatif. “Budaya harus bisa menggambarkan karakter bangsa kita dengan cara yang sesuai zaman, tapi tetap memegang nilai-nilai yang kita junjung,” ungkap Ria dalam sharing session "Culture & Creative" di Pameran AKI 2024, Sabtu, 9 November 2024. Dengan perspektif ini, Papermoon Puppet Theatre berupaya mengemas kisah-kisah budaya dalam bentuk pertunjukan teater boneka yang bisa dinikmati berbagai kalangan, sekaligus memperkenalkan potret Indonesia di kancah internasional. Sebagai seorang seniman yang mendirikan Papermoon Puppet pada tahun 2006, Ria Papermoon berhasil menggabungkan elemen-elemen budaya lokal dengan sentuhan modern sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat lintas usia. “Papermoon Puppet adalah upaya saya untuk mengangkat kisah-kisah Indonesia dan menceritakannya dengan cara yang bisa dipahami oleh semua orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur Ria. Menurut Ria, pendekatan yang ia gunakan adalah mengadaptasi budaya lokal ke dalam karya seni yang sederhana namun kuat secara emosional, seperti teater boneka. Karya Papermoon Puppet dikenal dengan pementasan yang menggugah perasaan, menghidupkan kisah-kisah Indonesia melalui boneka-boneka yang dirancang untuk berbicara kepada jiwa penonton dari berbagai latar belakang budaya, seperti halnya pementasan The Scavenger di sela-sela Pameran AKI 2024, Papermoon Puppet bukan hanya sekadar “tampil”, tetapi juga menghubungkan seni, budaya, dan lingkungan. Senada dengan Maria, Founder Ganara Art, Tita Djumaryo, juga menekankan pentingnya pendekatan inovatif agar seni budaya menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dijangkau oleh generasi muda. Ganara Art yang dikenal aktif dalam mengadakan kelas seni bagi anak-anak hingga dewasa menggunakan metode pembelajaran yang menggabungkan seni visual dengan narasi budaya. “Generasi muda kita lebih terbuka dengan metode yang kreatif. Seni dan budaya bisa disampaikan dengan cara-cara inovatif agar mereka lebih terhubung dan antusias untuk belajar,” jelas Tita. Menurutnya, langkah ini penting agar seni budaya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga bagian yang hidup dalam keseharian anak-anak dan generasi muda Indonesia. Pada acara puncak Pameran AKI 2024, selain workshop seni rupa anak dari Rurukids dan sharing session “Culture & Creative”, para pengunjung juga dimanjakan oleh senandung dari Nonaria, sebagai penutup malam puncak Pameran AKI 2024. Pameran yang berfokus memperkenalkan karya dan profil para penerima penghargaan AKI 2024, ini juga memperlihatkan kolaborasi antara para penggiat seni untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi orang tua untuk turut mendukung pendidikan seni bagi anak-anak mereka.

Jakarta: Pameran Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 memperluas misinya dalam menjaga dan mewariskan seni serta budaya Indonesia ke generasi muda, termasuk anak-anak. Acara yang berlangsung di Avenue of the Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 5-10 November 2024, juga menyajikan kegiatan yang menjaga nilai budaya Nusantara agar tetap relevan di era modern.
 
Dalam kesempatan tersebut, turut diadakan workshop seni rupa anak oleh RURUKIDS bertajuk Pesona Budaya Nusantara dengan medium topeng. Puluhan anak antusias mengikuti kegiatan melukis dan membuat kolase di atas topeng tradisional.
 
Kegiatan tersebut dirancang agar anak-anak tidak hanya menikmati karya seni, tetapi juga merasakan kedekatan dengan budaya Indonesia melalui visual dan kreativitas mereka sendiri, dengan tujuan mengenalkan budaya Nusantara dengan cara yang menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak.
"Sesuai motto kami “Kids are important, they are our future”. Karena bagi kami, anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan penting di masa depan. Berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang seni dan kebudayaan sejak dini dapat mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air," ungkap Member RURUKIDS, Hayisa Oktariza.
 
Selain workshop seni rupa anak, Pameran AKI 2024 pada Sabtu, 9 November 2024, ini juga menyajikan pertunjukan teater boneka Papermoon Puppet Theatre. Maria Tri Sulistiyani, yang akrab disapa Ria Papermoon (Pencetus teater boneka “Papermoon Puppet") menyampaikan pandangannya tentang cara-cara agar budaya Indonesia dapat terus relevan dan menarik bagi audiens masa kini.
 
Menurutnya, seni adalah cermin dari Indonesia saat ini, yang dapat kita perkenalkan kepada dunia melalui pengadaptasian budaya yang kreatif.
 
“Budaya harus bisa menggambarkan karakter bangsa kita dengan cara yang sesuai
zaman, tapi tetap memegang nilai-nilai yang kita junjung,” ungkap Ria dalam sharing
session "Culture & Creative" di Pameran AKI 2024, Sabtu, 9 November 2024.
 
Dengan perspektif ini, Papermoon Puppet Theatre berupaya mengemas kisah-kisah budaya dalam bentuk pertunjukan teater boneka yang bisa dinikmati berbagai kalangan, sekaligus memperkenalkan potret Indonesia di kancah internasional.
 
Sebagai seorang seniman yang mendirikan Papermoon Puppet pada tahun 2006, Ria Papermoon berhasil menggabungkan elemen-elemen budaya lokal dengan sentuhan modern sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat lintas usia.
 
“Papermoon Puppet adalah upaya saya untuk mengangkat kisah-kisah Indonesia dan menceritakannya dengan cara yang bisa dipahami oleh semua orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tutur Ria.
 
Menurut Ria, pendekatan yang ia gunakan adalah mengadaptasi budaya lokal ke dalam karya seni yang sederhana namun kuat secara emosional, seperti teater boneka. Karya Papermoon Puppet dikenal dengan pementasan yang menggugah perasaan, menghidupkan kisah-kisah Indonesia melalui boneka-boneka yang dirancang untuk berbicara kepada jiwa penonton dari berbagai latar belakang budaya, seperti halnya pementasan The Scavenger di sela-sela Pameran AKI 2024, Papermoon Puppet bukan hanya sekadar “tampil”, tetapi juga menghubungkan seni,
budaya, dan lingkungan.
 
Senada dengan Maria, Founder Ganara Art, Tita Djumaryo, juga menekankan pentingnya pendekatan inovatif agar seni budaya menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dijangkau oleh generasi muda. Ganara Art yang dikenal aktif dalam mengadakan kelas seni bagi anak-anak hingga dewasa menggunakan metode pembelajaran yang menggabungkan seni visual dengan narasi budaya.
 
“Generasi muda kita lebih terbuka dengan metode yang kreatif. Seni dan budaya bisa disampaikan dengan cara-cara inovatif agar mereka lebih terhubung dan antusias untuk belajar,” jelas Tita.
 
Menurutnya, langkah ini penting agar seni budaya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga bagian yang hidup dalam keseharian anak-anak dan generasi muda Indonesia. Pada acara puncak Pameran AKI 2024, selain workshop seni rupa anak dari Rurukids dan sharing session “Culture & Creative”, para pengunjung juga dimanjakan oleh senandung dari Nonaria, sebagai penutup malam puncak Pameran AKI 2024.
 
Pameran yang berfokus memperkenalkan karya dan profil para penerima penghargaan AKI 2024, ini juga memperlihatkan kolaborasi antara para penggiat seni untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi orang tua untuk turut mendukung pendidikan seni bagi anak-anak mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(WHS)

Sentimen: positif (100%)