Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
Diduga Sesatkan Publik, Tesla Kena Semprot Otoritas Keselamatan AS
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk, telah membagikan kabar keliru lewat media sosial X, tentang fitur otomatis berkendara yang ada di mobilnya, atau yang dikenal dengan robotaxi. Pernyataan ini disampaikan Otoritas Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat atau NHTSA melalui surat peringatan yang disampaikan langsung ke perusahaan itu dalam sebuah email.
"Postingan Tesla bertentangan dengan pesan keselamatan berkendara bahwa pengemudi harus selalu mempertahankan kendali atas tugas mengemudi yang dinamis," kata Kepala NHTSA Gregory Magno dilansir CNBC Internasional, Sabtu (9/11/2024)
Dalam pesan yang langsung disampaikan kepada manajemen Tesla, Magno memperingatkan Tesla melalui saluran komunikasinya, seperti X untuk tetap menyadarkan masyarakat bahwa fitur robotaxi atau full self driving (FSD) harus tetap dalam pengawasan pengemudi.
Magno mengatakan kepada para masyarakat bahwa meski ada fitur FSD, bukan berarti pengemudi bisa lepas kendali terhadap kendaraannya, melainkan tetap harus siap untuk mengambil alih kemudi kendaraannya atau menginjak pedal rem setiap saat ketika dibutuhkan.
Magno merujuk pada serangkaian postingan yang dibagikan oleh Tesla di X, jejaring sosial yang dimiliki oleh CEO Tesla Elon Musk. Satu postingan menunjukkan seorang pengemudi menggunakan FSD untuk pergi ke rumah sakit sambil menanggung kemungkinan serangan jantung.
Postingan yang lain menunjukkan seorang pengemudi yang mengatakan dia menggunakan FSD untuk perjalanan pulang selama 50 menit dari sebuah acara olahraga. Magno menganggap, dalam postingan tersebut, Tesla menyarankan ada "keuntungan menggunakan FSD saat mabuk" atau saat lelah.
NHTSA meminta Tesla untuk membuat komunikasi online-nya, "secara konsisten" sesuai dengan instruksi pengguna, dan "sesuai dengan tingkat kemampuan yang digunakan di jalan umum."
Tesla memiliki waktu hingga 18 Desember untuk menanggapi surat NHTSA, yang juga mencakup permintaan informasi ekstensif tentang mobil perusahaan dan teknologi terkait FSD.
Pengabain terhadap surat itu dapat mengakibatkan denda maksimum US$ 135.8 juta. Tapi, perusahaan juga dapat meminta perpanjangan waktu untuk merespons.
NHTSA sebetulnya sedang menyelidiki kemungkinan cacat sistem keselamatan dalam fitur FSD Tesla, sistem mengemudi otomatis.
Penyelidikan terbaru dilatarbelakangi oleh serangkaian tabrakan produk Tesla yang melibatkan penggunaan FSD dalam waktu 30 detik sebelum kecelakaan. Dalam satu contoh, seorang pengemudi Tesla yang menggunakan FSD menabrak pejalan kaki secara fatal.
Semetnara itu, Elon Musk sendiri merupakan pendukung utama kampanye Presiden terpilih Donald Trump. Dukungan itu ia berikan dengan tujuan untuk memangkas pengeluaran dan peraturan pemerintah pusat AS ketika pemerintahan baru dimulai.
Dia juga berusaha untuk menciptakan standar keselamatan kendaraan bermotor tingkat pusat untuk kendaraan otonom.
Saham Tesla pun telah naik 28% dalam tiga hari perdagangan sejak pemilihan presiden pada Selasa, melampaui kapitalisasi pasar US$$ 1 triliun pada Jumat.
(hsy/hsy)
Sentimen: positif (57.1%)