Fasilitas Penggilingan Padi Direvitalisasi, Mampu Hasilkan Enam Ton Sehari
Krjogja.com Jenis Media: News
KRjogja.com - KULONPROGO - Alat penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) di Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Wates, Kulonprogo direvitalisasi. Dengan direvitalisasinya fasilitas tersebut maka RMU bisa bekerja selama 10 jam dalam sehari.
"Selama 10 jam tersebut, kapasitas produksinya bisa mencapai lima hingga enam ton," kata Seksi Usaha Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngestiharjo, Sahadadi Mulyono, Selasa (5/11/2024).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo merevitalisasi fasilitas RMU tersebut tentu akan semakin mengoptimalkan hasil panen padi di Ngestiharjo. Sebelumnya, petani mengolah padi menjadi gabah kering giling secara manual yaitu dijemur. Cara manual tersebut memiliki kelemahan, saat hujan gabah yang dijemur bisa mengalami kerusakan. Sehingga membuat harga gabah kering giling di tingkat petani jadi anjlok.
Baca Juga: Begini Prakiraan Cuaca di DIY Tanggal 6, 7 dan 8 November 2024
Sementara itu Pj. Bupati Kulonprogo Srie Nurkyatsiwi yang hadir langsung meresmikan fasilitas RMU Ngestiharjo mengatakan, RMU berikut pendukungnya dibangun dengan biaya Rp 455 juta yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pertanian, APBD Kulonprogo 2024.
Siwi berpesan Gapoktan Ngestiharjo memanfaatkan fasilitas RMU secara optimal. Termasuk merawatnya agar mesin penggilingan bisa terus dimanfaatkan.
"Kualitas beras dari hasil pengolahan juga harus dijaga agar tetap baik," pesan Pj. Bupati Siwi.
Selain meresmikan RMU Ngestiharjo, Pj Bupati Kulonprogo Srie Nurkyatsiwi juga meresmikan bangsal pascapanen hortikultura di Kelompok Tani Wahana Tani, Gupit, Karangsewu, Galur. "Kulonprogo punya potensi keunikan dan kelebihan salah satunya Cabai PaKu. Tidak mudah busuk dan pemasaran Cabai PaKu dilakukan dengan sistem pasar lelang," tuturnya.
Baca Juga: Peringatan 100 Tahun Ki Narto Sabdo Akan Digelar di Yogya
Lebih lanjut Sahadadi Mulyono mengungkapkan, dengan adanya fasilitas RMU akan membuat proses penggilingan menjadi lebih maksimal. Hasil penggilingan bisa disimpan sebagai cadangan saat masa panen sudah lewat agar tetap bisa dijual. "Jadi harganya tetap stabil dan harga beras juga tetap aman," jelas Sahadadi.
Selain itu keberadaan RMU juga bisa membuat Gapoktan Ngestiharjo memproduksi beras sendiri. Apalagi wilayah Kalurahan Ngestiharjo memang dikenal sebagai salah satu sentra padi di Kulonprogo.
Gapoktan Ngestiharjo akan membeli padi hasil panen dengan harga lebih tinggi dari pemerintah. Tapi beras yang diproduksi akan tetap dijual di kisaran Rp 12 ribu perkilogram (kg). "Kami hanya mengambil sedikit keuntungan, yang penting petaninya bisa memiliki tambahan pendapatan dan masyarakat bisa membeli beras dengan harga terjangkau," ujarnya. (Rul)
Sentimen: positif (94%)