Sentimen
Positif (99%)
6 Nov 2024 : 01.55
Tokoh Terkait
Dokter Tifa

Dokter Tifa

Tegaskan Swasembada Pangan Tidak Selalu Beras, Dokter Tifa Sampaikan Tiga Pesan untuk Prabowo

6 Nov 2024 : 08.55 Views 1

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Tegaskan Swasembada Pangan Tidak Selalu Beras, Dokter Tifa Sampaikan Tiga Pesan untuk Prabowo

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Praktisi Nutritional Neuroscience, Tifauzia Tyassuma menegaskan swasembada pangan buka hanya soal beras. Hal tersebut berkenan dengan ambisi pemerintah menuju swasembada pangan.

“Swasembada Pangan tidak Selalu Beras. Yth Presiden @prabowo,” kata perempuan yang karib disapa Tifa itu dikutip dari unggahannya di X, Selasa (5/11/2024).

Penulis buku Nutrisi Surgawi itu memberikan tiga saran. Jika memang Prabowo ingin mewujudkan swasembada pangan.

Menurutnya, padi yang ditanam dalam program Food EState di Merauke tak masalah. Jika yang makan bukan orang Papua.

“Tidak masalah jika hasil berasnya untuk dikonsumsi penduduk lain yang secara genetik memang pemakan beras. Tetapi bukan saudara-saudar kita di Papua,” ucapnya.

Ia mengemukakan alasan ilmiah dibalik sarannya. Kata Tifa, genetika orang Papua tak mengenal nasi sebagai sumber karbonhidrat.

“Genetika mereka membutuhkan sumber Karbohidrat asli Papua, yaitu Sagu, Umbi, dan Pisang,” terangnya.

Saran keduanya, jika Food Estate tetap akan mengubah hutan Papua menjadi sawah-sawah padi, ia meminta disisakam lahan lain.

“Untuk tetap mempertahankan Hutan Sagu, Kebun Umbi-Umbian, dan Kebun Pisang, untuk kebutuhan masyarakat Papua,” jelasnya.

“Jangan sampai genetika masyarakat Papua, yang terbiasa dengan Sumber Karbohidrat Indeks Glikemiks Rendah, Tinggi Serat, dan Kaya Nutrisi seperti Sagu, Umbi, dan Pisang,” tambahnya.

Jika dipaksa, kata dia maka genetinganya. Karena beras putih mengandung Glikemiks Tinggi, Rendah Serat, dan Nir Nutrisi.

“Yang lambat Laun akan membuat genetika masyarakat Papua mengalami mutasi, dan menghasilkan cikal bakal penyakit Cardiometabolic, seperti Diabetes, Penyakit Jantung, Hipertensi, Stroke, dan Kanker, yang akhir-akhir meningkat tajam jumlahnya di populasi Penduduk Papua,” terangnya.

Ia mewanti-wanti, masyarakat Papua yang miskin, menjadi bertambah penderitanya dengan berbagai penyakit mematikan akibat kesalahan sumber makanan.

“Papeda yang berasal dari Sagu dan atau Umbi, dipadu dengan Sup Ikan Kuning, adalah Menu Masakan Papua asli yang sangat lezat juga sangat sehat,” ucapnya.

Karenanya, ia memberu saran ketiga. Agar Food Estate menanam padi varietas asli Indonesia. Tifa menyebut sejumlah contohnyaz

“Seperti Padi Huma, Padi Gogo, Padi Gropak, Dharma Ayu, Srimulih, Marong, Simenep, dan Ratusan Varietas Padi Asli Indonesia Jutaan tahun lalu,” paparnya.

Padi yang ditanam di ladang, kata dia tidak butuh air. Juga tahan cuaca ekstrem, dan bisa tumbuh di lingkungan kurang air, serta rasanyapun sangat lezat, cocok bagi genetika masyarakat Indonesia

“Bukan Varietas Padi Impor GMO, genetically modified organism, yang butuh banyak air, yang butuh pestisida, yang butuh pupuk buatan,” imbuhnya.

Padi tersebut, memang bisa panen berkali-kali dalam setahun, tetapi menghasilkan penurunan kualitas kesehatan orang yang mengonsumsinya.

“Tidak ada artinya kita Swasembada Pangan, tetapi masyarakat meningkat risikonya penyakitnya, karena makan sumber pangan yang tidak sesuai dengan genetikanya,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)

Sentimen: positif (99.2%)