Sentimen
Negatif (84%)
6 Agu 2023 : 12.08
Tokoh Terkait

TikTok Serius Mau Jadi Lapak Jualan, Sedang Urus Izin ke BI

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

6 Agu 2023 : 12.08
TikTok Serius Mau Jadi Lapak Jualan, Sedang Urus Izin ke BI
Jakarta -

TikTok sedang dalam pembicaraan tahap awal dengan regulator di Indonesia untuk mendapatkan lisensi pembayaran. Langkah ini sangat serius, karena akan melanjutkan ambisinya untuk menguasai segala bidang, termasuk ranah e-commerce dan pembayaran.

Kabar ini datang menyusul pengumuman CEO TikTok Shou Zi Chew pada Juni lalu, bahwa media sosial berbasis video pendek tersebut akan menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara .

Dua sumber Reuters yang mengetahui rencana tersebut mengatakan bahwa TikTok, yang dimiliki oleh raksasa teknologi asal China ByteDance, sedang berdiskusi dengan bank sentral Indonesia, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) untuk mendapat restu.

-

-

"Seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi pada hari Jumat (4/8) bahwa diskusi mengenai hal itu sedang berlangsung. Ia menambahkan bahwa lisensi pembayaran di Indonesia nantinya akan membantu para konten kreator dan UMKM berjualan di platformnya. Sementara itu, perwakilan BI tidak menanggapi permintaan komentar," demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Mendapatkan lisensi pembayaran, menurut laporan tersebut, akan memungkinkan TikTok mendapatkan keuntungan dari biaya transaksi dan menempatkannya secara langsung dalam persaingan dengan raksasa e-commerce Asia Tenggara seperti Shopee milik Sea dan Lazada milik Alibaba.

TikTok saat ini memiliki 125 juta pengguna Indonesia per bulan, setara dengan angka penggunanya untuk Eropa dan tidak terlalu jauh di belakang AS yang memiliki 150 juta.
Douyin, TikTok versi China yang juga dimiliki oleh ByteDance, memperoleh izin lisensi pembayaran di China pada tahun 2020. Tidak diketahui jelas apakah TikTok telah memperoleh lisensi pembayaran di negara lain di dunia. Menurut Reuters, ByteDance dan TikTok belum memberikan komentar terkait hal ini.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta, tahun lalu menyumbang transaksi e-commerce senilai hampir USD 52 miliar, menurut data dari Momentum Works. Dari jumlah itu, 5% terjadi di TikTok, terutama melalui siaran live streaming.

Di Amerika Serikat, TikTok bulan ini berencana meluncurkan platform e-commerce untuk menjual barang-barang buatan China. Kepada Reuters, TikTok mengatakan pihaknya belum ada rencana meluncurkan layanan serupa di Indonesia, mengingat sejumlah pejabat sudah bersuara menyatakan keprihatinan bahwa fitur semacam itu bisa membunuh UMKM lokal dan Indonesia bisa dibanjiri impor buatan China.

TikTok berupaya keras menghadapi kekhawatiran yang semakin besar di AS tentang kemungkinan pengaruh pemerintah China terhadapnya. Pihak Gedung Putih dan banyak pemerintah negara bagian AS telah melarang penggunaan TikTok di perangkat pemerintah.

Meski TikTok berulang kali menyatakan pihaknya tidak pernah membagikan data pengguna AS dengan pemerintah China, dan telah mengambil tindakan substansial untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna TikTok, agaknya pertahanan ini tidak mempan. Selain AS, Australia dan Kanada juga telah melarang penggunaan TikTok di perangkat pemerintah.

Simak Video "5 Cara FYP TikTok, Dijamin Berhasil!"
[-]
(rns/rns)

Sentimen: negatif (84.2%)