BMKG imbau waspadai pasang air laut seiring fenomena bulan purnama & perigee
Elshinta.com Jenis Media: Nasional
Ilustrasi: Seorang pria duduk di atas bangku saat banjir rob menggenangi kampung Kalianak Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/7/2023). Pasang air laut yang tinggi akibat adanya fase bulan purnama menyebabkan perkampungan padat penduduk di kawasan tersebut tergenang banjir rob. (ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)
Elshinta.com - BMKG mengimbau masyarakat pesisir waspada ketinggian pasang air laut seiring adanya fenomena fase bulan purnama (full moon) bersamaan dengan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi).
Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa, mengemukakan fenomena fase bulan purnama pada 1 Agustus 2023 bersamaan dengan perigee pada 2 Agustus 2023 itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," katanya.
Ia mengatakan saat Purnama Perigee terjadi, ukuran bulan menjadi lebih besar 14 persen dari saat Purnama Apoge. Demikian juga kecerlangannya akan lebih cerlang 30 persen dibandingkan saat Purnama Apoge. Purnama Perigee akan terjadi pada 2 Agustus 2023 01.31 WIB. Pada saat itu tidak terjadi Gerhana Bulan.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, lanjutnya, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, diantaranya pesisir Sumatera Barat, pesisir Kepulauan Riau, pesisir Banten, dan pesisir utara DKI Jakarta. Kemudian pesisir Jawa Barat, pesisir Jawa Timur, pesisir Bali, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Maluku, dan pesisir Papua selatan.
Ia mengatakan potensi banjir rob ini berbeda waktu hari dan jam di tiap wilayah yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir
"Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," katanya.
Sentimen: positif (80%)