Sayang IHSG-Shanghai Gak Ikutan, Bursa Asia Ditutup Bergairah
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/7/2023), meski investor sedikit kecewa dengan pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang belum akan merubah sikapnya dalam waktu dekat.
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,68% ke posisi 32.891,199, Hang Seng Hong Kong melonjak 1,41% ke 19.639,109, Straits Times Singapura melesat 0,98% ke 3.337,42, ASX 200 Australia menanjak 0,73% ke 7,455.9, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,44% menjadi 2.603,81.
Sementara untuk indeks Shanghai Composite China ditutup melemah 0,2% ke posisi 3.216,67 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,74% menjadi 6.896,66.
Investor di Asia-Pasifik cenderung mengabaikan terkait dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan bersikap hawkish, meski mereka sempat kecewa dengan sikap The Fed.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bp) menjadi 5,25-5,5%, setelah pada pertemuan sebelumnya yakni edisi Juni 2023 menahan suku bunga acuannya.
Dengan kenaikan tersebut, suku bunga The Fed (Federal Fund Rate/FFR) sudah naik sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 bp sejak Maret 2022. Suku bunga di level 5,25-5,5% saat ini adalah yang tertinggi sejak 2001 atau 22 tahun terakhir.
Kenaikan suku bunga sebesar 25 bp memang sudah sesuai ekspektasi pasar. Tetapi, yang membuat pasar kecewa adalah The Fed masih membuka kemungkinan kenaikan ke depan tergantung pada perkembangan data ekonomi.
Padahal, pasar berekspektasi jika kenaikan pada Juli akan menjadi yang terakhir pada tahun ini.
Chairman The Fed, Jerome Powell menjelaskan keputusan suku bunga akan sangat tergantung pada data yang berkembang.
"Bisa saya katakan ada kemungkinan bahwa kami akan menaikkan suku bunga kembali di September jika datanya meyakinkan," tutur Powell.
Namun, Powell juga mengindikasikan ada peluang The Fed untuk menahan suku bunga ke depan jika datanya mendukung.
"Saya juga bisa katakan ada peluang bagi kami untuk memilih menahan suku bunga. Kami akan melakukan penilaian secara hati-hati dari meeting ke meeting," imbuh Powell.
Pernyataan Powell ini tentu saja membuat pasar kecewa.
Belum jelasnya kebijakan The Fed ke depan akan menimbulkan lebih banyak ketidakpastian global karena investor harus menunggu dan mempertimbangkan rilis data ekonomi AS terbaru.
Alhasil, investor akan cenderung kembali wait and see dan membuat pasar saham kembali mengalami volatilitas yang tinggi.
Namun, Powell juga memberikan pernyataan positif jika dia tidak melihat ada tanda-tanda resesi di AS. Menurutnya, perlambatan ekonomi AS hanya akan bergerak 'soft landing'.
Dengan tidak adanya resesi AS maka pertumbuhan ekonomi global paling tidak bisa ditopang oleh AS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Bursa Asia Cerah Sih, Tapi Kok Shanghai China Gak Ikutan?(chd/chd)
Sentimen: negatif (99.8%)