Sentimen
Negatif (99%)
27 Jul 2023 : 18.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Shanghai

Tokoh Terkait

Tak Peduli The Fed Masih Hawkish, Bursa Asia Dibuka Bergairah

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

27 Jul 2023 : 18.47
Tak Peduli The Fed Masih Hawkish, Bursa Asia Dibuka Bergairah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis (27/7/2023), meski investor cenderung sedikit kecewa dengan pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang belum akan merubah sikapnya dalam waktu dekat.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,13%, Hang Seng Hong Kong menanjak 0,71%, Shanghai Composite China naik tipis 0,08%, Straits Times Singapura menguat 0,6%, ASX 200 Australia bertambah 0,72%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,71%.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat terjadi meski bursa saham AS, Wall Street secara mayoritas ditutup melemah kemarin, karena investor kecewa dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

-

-

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,23%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah. S&P 500 turun tipis 0,02%, sedangkan Nasdaq melemah 0,12%.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan penutupan pada Selasa lalu, di mana semua indeks utama di Wall Street menguat tajam. Lesunya indeks S&P 500 dan Nasdaq disebabkan karena kekecewaan pasar terhadap keputusan The Fed.

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bp) menjadi 5,25-5,5%, setelah pada pertemuan sebelumnya yakni edisi Juni 2023 menahan suku bunga acuannya.

Dengan kenaikan tersebut, suku bunga The Fed (Federal Fund Rate/FFR) sudah naik sebanyak 11 kali dengan total kenaikan sebesar 525 bp sejak Maret 2022. Suku bunga di level 5,25-5,5% saat ini adalah yang tertinggi sejak 2001 atau 22 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga sebesar 25 bp memang sudah sesuai ekspektasi pasar. Tetapi, yang membuat pasar kecewa adalah The Fed masih membuka kemungkinan kenaikan ke depan tergantung pada perkembangan data ekonomi.

Padahal, pasar berekspektasi jika kenaikan pada Juli akan menjadi yang terakhir pada tahun ini.

Chairman The Fed, Jerome Powell menjelaskan keputusan suku bunga akan sangat tergantung pada data yang berkembang.

"Bisa saya katakan ada kemungkinan bahwa kami akan menaikkan suku bunga kembali di September jika datanya meyakinkan," tutur Powell.

Namun, Powell juga mengindikasikan ada peluang The Fed untuk menahan suku bunga ke depan jika datanya mendukung.

"Saya juga bisa katakan ada peluang bagi kami untuk memilih menahan suku bunga. Kami akan melakukan penilaian secara hati-hati dari meeting ke meeting," imbuh Powell.

Pernyataan Powell ini tentu saja membuat pasar kecewa. "Pesan yang diterima pasar adalah bahwa pernyataan Powell tidak menyelesaikan persoalan. Akan ada selalu kejutan besar ke depan," tutur analis Edward Jones, Angelo Kourfafas, dikutip dari Reuters.

Belum jelasnya kebijakan The Fed ke depan akan menimbulkan lebih banyak ketidakpastian global karena investor harus menunggu dan mempertimbangkan rilis data ekonomi AS terbaru.

Alhasil, investor akan cenderung kembali wait and see dan membuat pasar saham kembali mengalami volatilitas yang tinggi.

Namun, Powell juga memberikan pernyataan positif jika dia tidak melihat ada tanda-tanda resesi di AS. Menurutnya, perlambatan ekonomi AS hanya akan bergerak 'soft landing'.

Dengan tidak adanya resesi AS maka pertumbuhan ekonomi global paling tidak bisa ditopang oleh AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Bursa Asia Cerah Sih, Tapi Kok Shanghai China Gak Ikutan?
(chd)

Sentimen: negatif (99.9%)