Sentimen
Negatif (79%)
24 Jul 2023 : 15.56
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Tokoh Terkait

Mahalnya Harga Ayam dan Telur Diramal Sumbang Inflasi Juli

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

24 Jul 2023 : 15.56
Mahalnya Harga Ayam dan Telur Diramal Sumbang Inflasi Juli
Jakarta -

Harga daging ayam dan telur masih mahal selama tiga bulan terakhir. Secara rata-rata nasional daging ayam di angka Rp 37.100 per kilogram (kg), harga telur ayam rata-rata nasional Rp 30.850 per kg.

Kenaikan harga komoditas pangan itu diprediksi akan menyumbang cukup besar di inflasi bulan Juli 2023. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan kenaikan itu terjadi karena permasalahan yang menyebabkan harga daging ayam dan telur masih mahal belum kunjung selesai.

"Bulan Juni, per masing-masing komoditas, sumbangan dari ayam ras 0,06%, telur menyumbangnya inflasi 0,02%. Untuk bulan Juli saya kira akan sama bahkan lebih tinggi," katanya kepada detikcom, Senin (24/7/2023).

-

-

Adapun penyebab kenaikan harga kedua komoditas itu di antara karena biaya produksi ayam yang tinggi. Selain itu, karena permintaan yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan pemerataan pasokan di daerah.

"Soal pasokan ini masalahnya belum merata ada yang memang daerah-daerah tertentu dari Lampung masuk ke DKI, dari Jawa Barat masuk ke DKI beberapa masih terhambat sehingga menyebabkan harga naik," jelasnya.

"Terakhir karena misalnya untuk livebird Rp 28.800 kg di atas harga acuan pemerintah Rp 21.000- 23.000 kilogram, itu yang menyebabkan harga naik," tambah dia.

Cuaca ekstrem atau el nino juga diprediksi akan mengerek kenaikan kedua komoditas itu dan harga pangan lainnya. Oleh sebab itu, Tauhid memprediksi sumbangsih inflasi ayam dan telur akan tinggi karena harga akan diprediksi tetap tinggi.

"Permintaan tetap tinggi problem utamanya nggak selesai, misalnya biaya pakan jagung itu kita masih kurang, musim kemarau menyebabkan produksi jagung turun, apa lagi el nino produksi jagung turun, jagung ini kesulitan di lapangan untuk bahan pakan ternak biaya produksi daging ayam dan telurnya juga akan naik," jelas dia.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal kontribusi kenaikan harga daging ayam dan telur terhadap inflasi biasanya tidak terlalu besar.

"Itu sebabnya inflasi secara umum dalam 2 bulan terakhir tetap rendah walaupun harga komoditas tersebut naik," terangnya.

Menurutnya, bahan pangan yang masih akan menyumbang terhadap inflasi adalah beras. Karena kenaikan harga beras cukup tinggi.

"Bahan pangan dengan kontribusi terbesar terhadap inflasi adalah beras, dengan kontribusi sekitar 28% terhadap total inflasi golongan pangan," jelas dia.

Faisal memprediksi inflasi di bulan Juli tetap terjaga rendah. "Untuk Juli ini inflasi menurut saya masih tetap rendah di bawah 0,2%, penyumbang terbesar inflasi dari golongan bahan pangan," jelas dia.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional, Senin (24/7/2023) untuk harga daging ayam saat ini tembus Rp 47.000 per kilogram (kg), bahkan di Indonesia bagian timur ada yang tembus Rp 50.000/kg seperti di Maluku. Secara rata-rata nasional daging ayam di angka Rp 37.100/kg.
Sementara harga telur ayam rata-rata nasional Rp 30.850 per kg. Harga tertinggi ada di Maluku, di mana telur ayam tembus Rp 37.000/kg dan terendah ada di Aceh Rp 27.120/kg.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan harga daging ayam dan telur ayam merupakan dinamika yang tidak bisa dihindari karena kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen.

"Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg. Oleh karena itu, tugas kita bersama menjaga kewajaran harga di tiga lini yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden," ujar Arief, dalam keterangannya.

(ada/kil)

Sentimen: negatif (79%)