Isi Sumpah Microsoft-Google-Meta di Depan Joe Biden soal AI
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pengembang ChatGPT yaitu Open AI, induk usaha Google yaitu Alphabet, dan induk Facebook yaitu Meta menyatakan komitmen bersama soal kecerdasan buatan (AI). Mereka bersumpah di depan Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengutamakan keselamatan dalam pengembangan AI.
Komitmen perusahaan teknologi soal AI diumumkan oleh Joe Biden pada Jumat, pekan lalu (21/7/2023). "Komitmen ini adalah langkah yang menjanjikan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama," kata Biden seperti dikutip oleh Reuters.
Dalam pengumuman di Gedung Putih, Biden menggarisbawahi potensi penggunaan AI untuk merusak. "Kita harus menyikapi dengan mata jernih dan waspada atas ancaman dari teknologi yang baru muncul."
Selain OpenAI, Alphabet, dan Meta, perusahaan pengembang AI lainnya termasuk Anthropic, Inflection, Amazon.com, dan Microsoft (mitra OpenAI) juga ikut bersumpah.
Menurut CNBC International, berikut adalah komitmen perusahaan teknologi soal AI:
Pengembangan metode agar konten buatan AI bisa dengan mudah dikenali oleh konsumen, misalnya dengan menyertakan watermark Ahli independen dilibatkan dalam mengukur keamanan produk buatan mereka sebelum dirilis ke publik Berbagi informasi tentang praktik dan upaya untuk "mengakali" keamanan dengan perusahaan lain, pemerintah, dan ahli independen Pihak ketiga diizinkan untuk mencari dan melaporkan kerentanan di sistem Melaporkan batasan teknologi dan memberikan panduan penggunaan AI Riset terhadap risiko terhadap masyarakat, termasuk diskriminasi dan privasi, harus jadi prioritas AI dikembangkan dengan tujuan mitigasi tantangan bersama seperti penyakit dan perubahan iklimBanyak ahli dan pelaku industri menyuarakan kecemasan mereka soal keselamatan dalam pengembangan AI, sejak ChatGPT dirilis. ChatGPT bisa merespons penggunanya dengan teks yang kreatif menyerupai percakapan antar-manusia. Sejak saat itu, perusahaan teknologi dan investor memompa miliaran dolar AS untuk pengembangan model maha-bahasa yang dikenal sebagai AI generatif.
Saking waswasnya, sekelompok ahli dan pemimpin industri teknologi menulis surat terbuka yang isinya antara lain "mitigasi risiko kepunahan manusia akibat AI harus menjadi prioritas global selain risiko skala global lainnya seperti pandemi dan perang nuklir."
The technology carries such potential power that major players in the space have expressed public fears about moving too quickly. In an open letter in May, industry experts and leaders wrote that "mitigating the risk of extinction from AI should be a global priority alongside other societal-scale risks such as pandemics and nuclear war."
[-]
-
Elon Musk Tinggalkan Twitter Kala Krisis, Ini Mainan Barunya(dem/dem)
Sentimen: positif (91.4%)