Sentimen
Negatif (96%)
23 Jul 2023 : 15.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Nagekeo

Kasus: kebakaran

Waspada El Nino sebabkan malnutrisi imbas ketahanan pangan terganggu

23 Jul 2023 : 15.06 Views 1

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

Waspada El Nino sebabkan malnutrisi imbas ketahanan pangan terganggu

Ilustrasi: Warga Malapoma, Desa Rendubutowe di Kabupaten Nagekeo, NTT melakukan panen padi pada bulan Mei 2023. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Elshinta.com - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Prof Tjandra Yoga Aditama meminta semua pihak waspada dampak buruk El Nino yang berpotensi menyebabkan malnutrisi pada masyarakat, imbas dari ketahanan pangan yang terganggu.

“BMKG memprakirakan puncak fenomena El Nino di negara kita akan terjadi pada Agustus hingga September 2023. Jadi akan bermula dalam beberapa hari lagi,” kata Prof Tjandra di Jakarta, Minggu.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lanjutnya, ada 10 dampak El Nino yang perlu diwaspadai bagi kesehatan. Selain malnutrisi, menurunnya sanitasi yang higienis dan perubahan pola hidup bisa mengakibatkan peningkatan kejadian penyakit menular. Dampak lainnya pada kesehatan adalah ada peningkatan penyakit yang berhubungan dengan air (water borne disease) yang terjadi akibat keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi.

Kemudian, El Nino bisa menyebabkan penurunan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan disrupsi pelayanan kesehatan, baik karena cuaca panas dan bencana alam. Dampak ikutan lainnya, kata dia, terjadi penyakit paru dan saluran nafas meningkat akibat polusi udara yang makin memburuk. Belum lagi, ada potensi timbul penyakit akibat cuaca panas (heat stress).

“Dampak ketujuh adalah dampak psikososial dan kejiwaan. Kedelapan adalah peningkatan penyakit tular vektor (vector borne diseases) karena perubahan pola hidup vektor seperti nyamuk, tikus, dan lain-lain dengan segala dampaknya,” ucap Prof Tjandra.

Selain itu, kata dia, terjadi bencana alam yang dapat mengakibatkan orang mengungsi dengan berbagai akibatnya. Terakhir, adanya dampak langsung berupa kecederaan dan bahkan kematian akibat cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi.

“Karena kini sudah mendekati akhir Juli maka pemerintah dan kita semua perlu mengantisipasi potensi berbagai bahaya kesehatan akibat El Nino pada  Agustus dan September ini,” kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara tersebut.

Sebelumnya Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan semua pihak terkait dengan dampak yang ditimbulkan dari fenomena El Nino yang kini mulai menguat. Dwikorita mengatakan dampak dari El Nino pada awal Juli masih kurang terasa karena El Nino yang masih lemah. Akan tetapi beberapa hari lalu, hasil prediksi memperlihatkan indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.

Karena itu puncak terjadinya El Nino diprediksi pada Agustus-September dan hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada tahun 2020, 2021, dan 2022. Jika makin kering, kata dia, dikhawatirkan dampak yang akan dirasakan berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal tersebut perlu diantisipasi dengan tidak menyulut api di lahan atau hutan.

Dikarenakan sumber air yang digunakan petani juga akan berkurang, maka sektor pertanian bisa terdampak. Sejak awal tahun 2023 BMKG sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi para petani agar bisa beradaptasi selama terjadinya El Nino dengan menyesuaikan pola tanam.

Sentimen: negatif (96.9%)