Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina, PT Krakatau Steel, Garuda Indonesia
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Daftar BUMN yang Utangnya Bisa Melonjak Imbas Rupiah Loyo
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Rupiah terus tertekan beberapa waktu belakangan. Per hari ini, Rabu (12/10), mata uang Garuda hanya naik tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.357 per dolar AS.
Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 20 April 2020. Kala itu, rupiah bertengger di posisi Rp15.550 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi peluang pelemahan rupiah masih terbuka. Bahkan, ia mengamini potensi rupiah tembus Rp16 ribu per dolar AS.
Saya tidak bisa memperkirakan angkanya, tapi Rp16 ribu adalah angka yang tidak terlalu jauh," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/10).
Beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan ini adalah suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia yang menanjak, sehingga pelaku pasar mengalihkan sebagian portofolio ke aset dolar AS.
Selain itu, pasar mulai mengantisipasi risiko resesi akibat suku bunga dan inflasi tinggi sehingga sebagian modal masuk ke aset aman dolar AS.
Pelemahan rupiah ini tentu akan berdampak pada jumlah utang dari beberapa perusahaan, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Lantas BUMN apa saja yang memiliki utang dan berpotensi kian membengkak imbas pelemahan rupiah?
Pertamina
PT Pertamina (Persero) memiliki utang jangka pendek mencapai US$15,89 miliar atau setara Rp244,05 triliun (asumsi kurs Rp15.359) per Desember 2021. Hal tersebut diketahui dari laporan keuangan terakhir yang dirilis oleh perusahaan.
Sedangkan, utang jangka panjang Pertamina mencapai US$28,83 miliar atau setara Rp442,81 triliun. Dengan begitu, total utang perusahaan mencapai US$44,72 miliar atau setara Rp686,73 triliun.
Utang pada 2021 ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat pada 2020 jumlah liabilitas Pertamina hanya mencapai US$37,88 miliar. Jumlah itu terdiri dari utang jangka pendek sebanyak US$10,69 miliar dan utang jangka panjang US$27,19 miliar.
CNNIndonesia.com berupaya menghubungi VP Corporate Communications Pertamina Heppy Wulansari untuk meminta keterangan terkait bagaimana strategi perusahaan dalam menangani utang tersebut. Namun, pihat yang bersangkutan belum memberikan respons.
Garuda Indonesia
Nilai utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memang turun dari US$10,1 miliar sebelum restrukturisasi, menjadi US$5,1 miliar setelah restrukturisasi.
Namun, angka ini masih bisa dibilang tinggi. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya akan terus berupaya menekan utang dengan melakukan optimalisasi rute. Salah satunya dengan meningkatkan pangsa pasar domestik hingga 18 persen pada 2022.
Target pangsa pasar domestik ini meningkat dibandingkan tahun ini yang hanya 14 persen. Menurut Irfan, pangsa pasar domestik ini dapat memberikan untuk yang lebih besar dibandingkan pasar internasional.
"Kita mesti melakukan redefinisi terhadap definisi soal maskapai kebanggaan nasional. Maskapai kebanggaan nasional itu tidak perlu atau tidak boleh sebenarnya terbang ke mana-mana, punya pesawat segala macam jenis, dan memenangkan alat-alat macam-macam, tapi enggak untung. Menurut kami yang namanya maskapai kebanggaan nasional itu adalah maskapai yang untung," kata dia.
Krakatau Steel
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2022, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk memiliki total liabilitas hingga US$3,3 miliar atau setara Rp50,7 triliun.
Jumlah itu terdiri dari US$1,54 miliar atau setara Rp23,65 triliun liabilitas jangka pendek dan US$1,75 miliar atau setara Rp26,88 triliun liabilitas jangka panjang.
Total liabilitas BUMN industri manufaktur meningkatkan jika dibandingkan dengan akhir 2021. Saat itu, total liabilitas mencapai US$3,25 miliar.
Jumlah itu terdiri dari US$1,48 miliar liabilitas jangka pendek dan US$1,76 miliar liabilitas jangka panjang.
CNNIndonesia.com berupaya menghubungi Direktur Utama Krakatu Steel Silmy Karim untuk meminta keterangan terkait bagaimana strategi perusahan dalam menangani utang tersebut. Kendati demikian, Silmy belum merespons.
[-]
(mrh/sfr)
Sentimen: negatif (91.4%)