Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Perang Dunia II
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Pahami 'Triple Crises' yang Disinggung SBY
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan dunia bisa mengalami krisis di tiga sektor secara berbarengan (triple crises).
Kekhawatiran SBY beralasan di tengah ancaman resesi ekonomi global dan perang Rusia-Ukraina.
"Dunia bisa alami 'triple crises' - keamanan, ekonomi & lingkungan," ujar SBY lewat akun Twitter resminya @SBYudhoyono, Selasa (11/10).
1. Krisis Keamanan
Pensiunan jenderal ini mengungkapkan salah satu berita buruk di dunia ini adalah perang di Ukraina makin membahayakan bagi keamanan internasional.
Perang yang berkecamuk sejak 24 Februari 2022 ini hingga kini belum ada tanda-tanda berakhir.
"Jika perang di Ukraina makin 'liar' dan tidak terkendali, terjadinya perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan," ujarnya.
Pada saat yang sama, kondisi ekonomi di Asia Timur juga memanas. Belum lama tensi antara China dan Taiwan naik setelah Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan.
"Ingat, Perang Dunia II dulu, mandala besarnya ada di Eropa & Asia. Haruskah kita biarkan terjadi lagi?," ujarnya.
2. Krisis Ekonomi
Politikus Partai Demokrat ini juga mengingatkan soal ancaman resesi global yang makin nyata.
Hal itu telah diwanti-wanti oleh lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
"Resesi ekonomi global pasti makin memukul kehidupan semua bangsa, yang saat ini sudah dalam keadaan susah," ujar SBY.
Presiden Bank Dunia David Malpass sebelumnya mengatakan kebijakan moneter bank sentral yang cukup agresif akan menghambat proses pemulihan ekonomi global. Imbasnya, ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 0,5 persen tahun depan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh IMF. Perkiraan IMF, ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen pada tahun ini atau turun nyaris separuh dari capaian tahun lalu sebesar 6,1 persen. Sementara tahun depan, diperkirakan hanya 2,9 persen.
Dengan skenario tersebut, IMF dapat memastikan resesi ekonomi akan terjadi pada tahun depan. Kemungkinan terburuk, pertumbuhan ekonomi global jatuh lebih jauh lagi menjadi 2 persen.
3. Krisis Lingkungan
Purnawirawan jenderal TNI ini khawatir apabila goncangan ekonomi dan keamanan global tidak terkendali saat pandemi covid-19 masih ada, penyelamatan bumi dari pemanasan global bisa gagal.
Pasalnya, negara-negara di dunia tidak lagi peduli dan menjadikan upaya penyelamatan bumi menjadi prioritas.
Berdasarkan catatan redaksi, tanda-tanda itu sudah terlihat saat negara di Eropa kembali melirik sumber energi dari batu bara saat ada gangguan pasokan gas dari Rusia. Hal itu terpaksa dilakukan agar pasokan listrik tidak terganggu apalagi menjelang musim dingin.
[Gambas:Twitter]
Untuk itu, SBY meminta para pemimpin dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk bertindak secara nyata untuk menyelamatkan dunia.
"'Inaction is immoral'. Gunakan Forum G-20 di Bali 'to save our world, to save our planet'. Turunkan ego masing-masing. Negosiasi dan perundingan adalah jawaban," pungkasnya.
Kekhawatiran SBY, juga juga berkali-kali dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi mengungkapkan kondisi ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global dipangkas dari 3 persen menjadi 2,2 persen.
Pada saat yang sama, konfrontasi geopolitik dan perubahan iklim juga membuat banyak negara terancam apabila tidak berhati-hati.
"Dengan situasi yang ada sekarang ini negara manapun dapat terlempar cepat keluar jalur apabila tidak hati-hati dan tidak waspada baik dalam pengelolaan moneter maupun fiskal," tutur Jokowi di Investor Daily Summit pagi ini.
[-]
(sfr/bir)
[-]
Sentimen: negatif (100%)