Jakarta -

Manhattan Project atau Proyek Manhattan, adalah proyek rahasia Amerika Serikat untuk mengembangkan bom atom, di masa berkecamuknya Perang Dunia II. Pada akhirnya, bom atom berhasil diciptakan dan dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Latar belakangnya adalah, seperti dikutip detikINET dari Popular Mechanic, AS merasa sangat penting bagi mereka meraih keunggulan kompetitif dari Nazi yang berkuasa di Jerman, yang diduga juga mengembangkan bom serupa.

Penemuan fisi nuklir oleh ahli kimia Jerman, Otto Hahn dan Fritz Strassmann, di tahun 1938, dan penjelasan teoretisnya oleh Lise Meitner dan Otto Frisch, membuat pengembangan bom atom kemungkinan teoretis. Ada kecemasan proyek bom atom Jerman jadi lebih dulu, terutama di kalangan ilmuwan yang mengungsi dari Nazi Jerman dan negara fasis lain.

-

-

Agustus 1939, fisikawan kelahiran Hungaria Leo Szilard dan Eugene Wigner menyusun surat Einstein-Szilard, yang memperingatkan potensi pengembangan bom tipe baru yang sangat kuat. Mereka mendesak AS mencari stok uranium dan mempercepat penelitian. Surat itu ditandatangani Albert Einstein dan dikirim ke Presiden Franklin D. Roosevelt.

Pesiden Franklin D. Rooselvelt lalu membentuk komite yang dikepalai fisikawan Lyman Briggs dan kantornya berada di Manhattan, New York. Itulah asal muasal misi itu dinamakan Manhattan Project. Proyek ini akhirnya berkembang menjadi luar biasa besar, mempekerjakan ratusan ribu orang dan ongkosnya USD 2 miliar, setara dengan USD 24 miliar di 2021.

Tahun-tahun awal proyek adalah tantangan besar lantaran komunitas ilmiah masih dalam tahap awal dalam memahami seluk-beluk energi atom. Namun mereka maju terus karena keadaan semakin genting.

Saat proyek mendapatkan momentum, laboratorium dan fasilitas rahasia bermunculan di berbagai lokasi, termasuk Los Alamos, New Mexico, tempat sebagian besar penelitian dan pengembangan proyek dilakukan.

Pada bulan Juli 1945, hasil kerja Proyek Manhattan mencapai puncaknya dengan keberhasilan uji coba bom atom pertama di dunia, dengan nama sandi Trinity, di gurun New Mexico. Selanjutnya, bom atom menghantam kota Hiroshima dan Nagasaki, memicu Jepang menyerah dan menandai akhir Perang Dunia II.

Di jantung Proyek Manhattan adalah J. Robert Oppenheimer, ilmuwan brilian sekaligus penuh teka-teki. Dipuja sebagai bapak bom atom, Oppenheimer berperan penting mengumpulkan dan memimpin tim ilmuwan. Mereka punya tantangan monumental untuk mengubah konsep teoretis menjadi nyata dan akhirnya berhasil, walau terjadi dilema moral yang luar biasa.

Di Nagasaki dan Hiroshima, ratusan ribu korban tewas. Di kemudian hari, negara-negara juga berlomba untuk mengembangkan bom nuklir.

Simak Video "Curhatan Cillian Murphy Habiskan Banyak Waktu Demi Peran 'Oppenheimer'"
[-]
(fyk/fyk)