Layani UMKM, Amar Bank Pilih Nempel dengan Aplikasi Pihak Ketiga
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Usama Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pasar potensial bagi industri perbankan. Namun, maraknya digitalisasi saat ini belum serta merta bisa diterapkan secara penuh untuk pelaku UMKM.
Guna melayani segmen UMKM secara eksklusif, Amar Bank menerapkan pilar plug and play embedded banking & financial. Caranya, dengan melekatan layanan perbankan digital ke dalam aplikasi pihak ketiga.
"Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu lagi beralih antara beberapa aplikasi atau platform untuk melakukan transaksi keuangan. Selain itu, fitur ini juga memungkinkan pengalaman nasabah yang dipersonalisasi sesuai dengan preferensi individu. Sehingga meningkatkan nilai yang diberikan," terang Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, Selasa (18/8/2023).
Secara potensi, Vishal memaparkan, sebesar 49,38 persen dari total pinjaman Amar Bank pada 2022 lalu dialokasikan untuk sektor mikro. Sedangkan segmen UKM masing-masing hanya berkontribusi sebesar 0,04 persen dan 4,44 persen dari total pinjaman yang diberikan.
"Angka ini menunjukkan adanya potensi besar untuk pengembangan bisnis, terutama dalam hal penyaluran kredit kepada segmen UMKM," imbuhnya.
Berkat strategi nempel di pihak ketiga, Amar Bank per 31 Desember 2022 telah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Dengan peningkatan pengguna aktif sebesar 513 persen dan peningkatan pengunduhan sebesar 317 persen. Selain itu, jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun melalui saluran digital dari nasabah melonjak sebesar 89 persen dibandingkan 2021.
"Kami juga berhasil meningkatkan proporsi dana murah, yang dikenal sebagai CASA (Current Account and Savings Account), dibandingkan dengan total simpanan. Peningkatan dana murah ini diharapkan akan mendorong peningkatan simpanan dan rasio CASA. Sehingga meningkatkan likuiditas bank," ungkapnya.
Selain mencapai tingkat profitabilitas yang mengesankan, Amar Bank juga meningkatkan efisiensinya secara signifikan dengan menurunkan beban bunga. Terutama dari deposito berjangka, yang sebelumnya menekan penurunan pendapatan bunga.
"Kami berhasil menurunkan beban bunga sebesar 61,4 persen YoY menjadi Rp 18,544 miliar pada kuartal pertama 2023. Sementara pendapatan operasional lainnya mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 61,8 persen YoY menjadi Rp 93,092 miliar," paparnya.
Sentimen: positif (98.4%)