Sentimen
Negatif (95%)
18 Jul 2023 : 13.06
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Kasus: zona merah, Zona kuning, Zona Hijau

Antisipasi Ancaman El Nino, Jokowi Beri Arahan Khusus ke Mentan

18 Jul 2023 : 13.06 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Antisipasi Ancaman El Nino, Jokowi Beri Arahan Khusus ke Mentan
Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan arahan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ancaman siklus El Nino terhadap ketahanan pangan. Adapun, Syahrul mengungkapkan berdasarkan prediksi BMKG siklus el nino bakal mengalami puncaknya di bulan Agustus-September mendatang.

Syahrul mengatakan pihaknya diminta memetakan daerah mana saja yang masih masuk zona hijau. Maksud, daerah-daerah ini masih memiliki potensi air yang besar. Siklus el nino sendiri diprediksi akan membawa kemarau kering panjang di Indonesia.

Zona hijau tadi diminta Jokowi untuk dimaksimalkan penanaman pertaniannya. Kalau bisa daerah ini jadi penyangga produksi pangan saat el nino.

-

-

"Perintah Presiden ini harus di seriusi kita tidak boleh bersoal khususnya dengan beras dan lain-lain agar benar-benar antisipasi sejelek mungkin harus dipersiapkan. Kementan dimintakan persis mana daerah yang masih hijau berarti airnya sangat cukup, daerah ini harus di backup dengan upaya-upaya optimalisasi pertanaman dan upaya pengendalian lainnya," ungkap Syahrul usai melakukan rapat terbatas, ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).

Kemudian, ada juga daerah zona kuning yaitu airnya pas-pasan. Daerah ini harus diintervensi pengelolaan air dengan pengendali irigasi, embung, bendungan, dan lain-lain.

Sementara itu, di zona merah atau yang kemungkinan akan mengalami kesulitan air pihak Syahrul akan mempersiapkan penanaman varietas pertanian yang tahan air. Sementara itu, ketersediaan stok pangannya akan dipenuhi dengan pembentukan penyimpanan bahan pokok.

"Ketiga, daerah merah tentu saja dipersiapkan beberapa komoditi lain varietas-varietas tahan air, dan kemungkinan disikapi dengan persiapan lumbung pangan khusus bagi daerah merah," ungkap Syahrul.

Kementerian Pertanian, kata Syahrul, sudah mempersiapkan 6 provinsi yang jadi penyangga utama pangan selama el nino. Sementara itu, ada 3 provinsi lainnya yang akan menjadi pendukung.

"Itu tiga di Jawa, kemudian Sumsel, Sumut, Lampung, Sulawesi, Sulsel, Kalimantan Selatan, itu kurang lebih," beber Syahrul.

Langkah-langkah antisipasi bakal dilakukan serempak di Agustus, termasuk mempercepat penanaman bahan pokok di 500 ribu hektare lahan pada zona hijau.

Dampak Tidak Signifikan
Syahrul juga mengatakan sejauh ini dampak el nino tidak akan terlalu signifikan, apalagi sampai menimbulkan kelangkaan bahan pokok karena produksi yang mandek.

Dari sisi produksi, dia mengatakan Kementerian Pertanian sudah melakukan penanaman padi di 10 juta hektare lahan, namun yang bermasalah cuma 70 ribu hektare. Jumlah lahan yang berkuasa itu menurutnya tak signifikan.

"Saya masih yakin nggak (kelangkaan bahan pokok) karena data kita sangat oke, dari kondisi yang ada begini, saya punya pertanaman di atas 10 juta hektare. Yang kita anggap bersoal sampai hari ini cuma 70 ribu hektare. Dari 10 juta. Katakanlah imbas el nino sampai saat ini cuma 70 ribu," kata Syahrul.

Kondisi pengairan pun sampai saat ini menurutnya masih cukup baik. Setidaknya kondisi itu menurut Syahrul ditemui olehnya secara langsung saat melakukan kunjungan ke beberapa daerah.

"Saya turun dari Papua, Sulawesi, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan ternyata air masih banyak banget tuh. Kita nggak boleh juga pesimis berlebihan siapa tahu ini menjadi bagian yang justru mengenergi kita," ungkap Syahrul.

Soal pasokan bahan pokok juga saat ini masih cukup, Syahrul menjabarkan stok beras masih aman. Apalagi sampai Juli masih ada panen yang diperkirakan akan menyentuh kapasitas 800 ribu per hektare. Dia menjamin stok beras masih berada di sekitar 2 jutaan ton.

"Stok beras kita aman sebenarnya, tapi kita nggak boleh pede. Sampai Juli ini kami punya panen di atas 800 ribu hektare, Agustus kita masih ada panen di atas 800 ribu hektare, overstock kita masih di atas 2 juta," papar Syahrul.

"Tapi kan kita nggak boleh, siapa tahu el nino nggak cuma Agustus - September bisa berlanjut dan sebagainya," lanjutnya.

Selain beras, ada juga ketersediaan ayam dan telur yang dibahas. Sejauh ini datanya, menurut Syahrul produksi ayam untuk konsumsi masih ada 3,7 juta ton dari total kebutuhan 3,6 juta ton. Untuk telur dia menjamin juga stoknya aman, namun Syahrul tak memaparkan berapa banyak stok terkini.

"Faktualisasi data yang ada, saya baru pulang dari 6 provinsi nih, ayam kita masih 3,7 juta, yang kita makan 3,6 juta artinya oke. Telur kita seperti itu, ya katakanlah sekian juta, ada datanya sama saya di sini, tapi susah," pungkas Syahrul.

(hal/rrd)

Sentimen: negatif (95.5%)