Jakarta, CNBC Indonesia - Threads berhasil menggemparkan dunia internet. Aplikasi buatan Instagram yang digadang-gadang sebagai 'pembunuh' Twitter tersebut memecahkan rekor sebagai platform dengan pertumbuhan tercepat.

Dalam kurun waktu kurang dari sepekan, penggunanya sudah tembus 100 juta. Sebelumnya, ChatGPT mampu meraup basis pengguna dengan jumlah yang sama dalam waktu 2 bulan.

Seiring dengan popularitasnya, Threads pun mendapat kritikan. Salah satunya soal privasi pengguna yang dikhawatirkan terancam.

-

-

Dalam ketentuan 'App Privacy' yang dipampang di laman App Store, Threads terang-terangan menuliskan deretan data pribadi yang bisa diakses platform tersebut.

Pengguna sebaiknya mengetahuinya sebelum mengunduh aplikasi. Berikut daftar lengkapnya:

Informasi finansial Informasi kontak Konten foto dan video pengguna Rekam jejak browsing Penggunaan data Diagnostik Data pembelian pengguna Data lokasi pengguna Rekam jejak pencarian pengguna Data aplikasi kesehatan & fitness Informasi sensitif Identitas Data lainnya

Pendiri Twitter Jack Dorsey membagikan list tersebut di akun Twitter personalnya. Lantas, pemilik Twitter Elon Musk membalasnya singkat, "yeah".

Sejatinya, pengumpulan data pribadi di aplikasi Threads bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, semua aplikasi di bawah naungan Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) memang terkenal kencang memanen data.

Hal ini untuk keperluan iklan. Data itu dibutuhkan untuk memetakan iklan mana yang relevan bagi pengguna tertentu.

Semua media sosial sebenarnya mengumpulkan data pengguna. Hanya saja, jumlah dan jenis data yang dihimpun bisa berbeda-beda. Tingkat sensitivitasnya pun beragam.

Jack Dorsey sendiri juga kini memiliki platform BlueSky yang juga mirip dengan Twitter. Bedanya, Dorsey sesumbar akan mencoba cara lain dalam menghimpun pendapatan tanpa harus bergantung pada iklan.

[-]

-

Video: Instagram Luncurkan Threads, Pesaing Baru Twitter
(fab/fab)