Ketua MPR apresiasi upaya Bakamla tangkap supertanker Iran di ZEE RI
Antaranews.com Jenis Media: Nasional
Pemerintah harus mengusut tuntas motif kapal asing yang berhasil mengelabui data AIS (automatic identification system) itu
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi upaya Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang berhasil menangkap kapal supertanker berbendera Iran, MT Arman 114, saat melakukan aktivitas ilegal pada Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara.Kapal tersebut memuat minyak mentah atau light crude oil (LCO) sebanyak 272.569 metrik ton atau senilai Rp4,6 triliun.
"Mengapresiasi upaya Bakamla RI yang berhasil menangkap kapal supertanker berbendera Iran tersebut dan meminta pemerintah bersama aparat untuk secara serius menangani permasalahan ini," ujar Bamsoet dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pemerintah harus mengusut tuntas motif kapal asing yang berhasil mengelabui data AIS (automatic identification system) itu. Hal ini untuk memberikan peringatan hingga tindakan tegas.
Untuk itu, ia meminta Bakamla RI bersama TNI agar terus meningkatkan patroli maritim sebagai benteng pertahanan negara dari segala upaya atau aktivitas ilegal di ZEEI, Laut Natuna. Kemudian, terus berupaya mengimbangi kekuatan patroli negara lain melalui penguatan strategi dan armada tempur.
Bamsoet berharap dengan penguatan tersebut, mampu meminimalisir hingga mencegah pelanggaran ataupun aktivitas ilegal yang kerap dilakukan oleh pihak asing.
Sebelumnya, Selasa (12/7), Kepala Badan Keamanan Laut RI Laksamana Madya (Laksdya) TNI Aan Kurnia mengungkap kronologi penangkapan kapal supertanker berbendera Iran, MT Arman 114, yang melakukan transshipment secara ilegal dan membuang limbah (dumping) di perairan ZEE Indonesia.
Kapal supertanker berbendera Iran, MT Arman 114, itu diketahui memindahkan BBM ke kapal supertanker berbendera Kamerun, MT STinos, di perairan Indonesia pada Jumat (7/7).
Selain melakukan transshipment dan dumping, Bakamla RI menyebut kapal itu juga mengelabui data AIS ("automatic identification system") mereka sehingga seolah-seolah kapal itu ada di perairan luar negeri padahal kapal berlayar di perairan Indonesia.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Indra Gultom
COPYRIGHT © ANTARA 2023
Sentimen: negatif (97%)