Aset LPS Makin Tebal, Tahun Ini Diproyeksi Tembus Rp 215 T
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia -Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan premi penjaminan perbankan sepanjang Semester I-2023 mencapai Rp 8 triliun. Sementara itu, pendapatan dari investasi tercatat sebesar Rp 5,2 Triliun.
Dari perolehan tersebut, Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan total pendapatan LPS dalam 6 bulan terakhir mencapai sekitar Rp 13,3 triliun. Ia mengatakan dari tahun ke tahun, pertumbuhan LPS mencapai 15%. Maka, kekayaan LPS diproyeksikan bisa mencapai Rp 215 triliun.
"Kalau dari tahun ke tahun biasanya kita tumbuh 15%. Kalau itu kita terjadi tahun ini, maka akhir tahun ini uang LPS sudah meningkat menjadi sekitar Rp 215 triliun. Jadi LPS kaya. Saya makin banyak uang yang bisa dipakai untuk penjamin uang anda di bank," ujarnya di Economic Update CNBC Indonesia, Kamis (13/7/2023).
Mengingatkan saja, LPS mencatatkan kinerja surplus keuangan sepanjang 2022, dengan nilai aset yang tumbuh tinggi didominasi oleh kepemilikan surat berharga negara atau SBN. Purbaya mengatakan, khusus untuk surplus keuangan sendiri dipengaruhi oleh pendapatan LPS yang mencapai Rp 27,45 triliun atau sebesar 102,44% dari target 2022 sebesar Rp 26,80 triliun
Secara keseluruhan, per 31 Desember 2022 total aset yang dimiliki LPS sebesar Rp 186,76 triliun atau meningkat 15,27% dari 31 Desember 2021. Komposisinya berasal dari investasi Rp 180,47 triliun, cash dan piutang Rp 5,97 triliun, aset tetap dan tidak berwujud Rp 220 miliar dan aset lainnya Rp 90 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Purbaya mengatakan bahwa untuk suku bunga penjaminan LPS akan tetap di level 4,25% untuk rupiah di bank umum. Hal ini melihat tingkat inflasi yang sudah semakin terkendali dan juga sinyal dari bank sentral yakni Bank Indonesia (BI).
"Jadi kita mempelajari selalu sinyal-sinyal dari bank sentral. Dan salah satu anggota Dewan Komisioner LPS kan juga anggota DG (Dewan Gubernur) Bank Sentral. Jadi kita nggak pernah melawan sinyal dari bank sentral. Dan kira-kira sinyal dari bank sentral sekarang sepertinya dalam waktu dekat nggak ada perubahan. Jadi kita juga nggak ubah," pungkasnya.
[-]
-
Siap-siap! Premi Asuransi Bakal Jadi Lebih Mahal
(fsd/fsd)
Sentimen: netral (61.5%)