Bom cluster adalah teknologi persenjataan yang sangat berbahaya, bahkan dilarang banyak negara dan kelompok hak asasi manusia. Akan tetapi ada kemungkinan Amerika Serikat akan mengirimkannya ke Ukraina untuk menerobos pertahanan Rusia.

Jenderal Mark Milley, chairman Joints Chiefs of Staff membenarkan bahwa AS sedang menggodok ide apakah akan mengirimkan bantuan bom cluster ke Ukraina. Rusia sendiri sudah pernah menggunakannya dan kini Ukraina meminta bantuan senjata serupa.

"Ukraina telah meminta senjata itu, negara Eropa lain menyediakannya dan Rusia juga menggunakannya. Ada proses pengambilan keputusan yang sedang berlangsung," ujar Milley yang dikutip detikINET dari NBC News, Selasa (4/7/2023).

-

-

Bom cluster, atau disebut juga DPICMs (dual-purpose improved conventional munitions), adalah proyektil yang dapat ditembakkan dari unit artileri atau pesawat. Di dalamnya adalah bom-bom kecil yang dapat menyebar ke area luas di medan perang, menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

Mereka bisa ditujukan untuk penetrasi kendaraan lapis baja atau menyasar para tentara. Bom semacam ini menurut Royal United Services Institute sangat efektif membunuh banyak orang.

Masalahnya adalah, terkadang bom ini menciptakan ladang bom yang tidak meledak, bahkan kegagalan ledakan bisa mencapai 40%. Bom ini pun sulit dibersihkan dan masih bisa meledak bertahun-tahun kemudian, sehingga sangat berbahaya bagi warga sipil bahkan meski perang sudah usai.

Korban dari bom cluster menurut Landmine and Cluster Munition Monitor, 97% di antaranya justru adalah warga sipil, kebanyakan adalah anak-anak. Menurut Human Rights Watch, baik Rusia dan Ukraina sudah menggunakan bom mengerikan ini dalam perang mereka. Tidak diketahui seberapa banyak persisnya jumlah korbannya.

Simak Video "Momen Mencekam Serangan Drone Rusia Hujani Kota-kota di Ukraina"
[-]
(fyk/fay)