Investor Cabut, Startup Rp 330 Triliun Anjlok Rp 253 Triliun
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Valuasi startup raksasa India, Byju, dipangkas habis oleh investor. Prosus, salah satu pemegang saham utama, menurunkan valuasi atas Byju dari US$ 22 miliar (Rp 330 triliun) menjadi US$ 5,1 miliar (Rp 75,5 triliun).
Prosus, raksasa teknologi asal Belanda yang juga merupakan pemilik perusahaan ecommerce OLX dan pemegang saham Tencent, menguasai 9,6 persen saham Byju.
Dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, Proses mencatatkan saham Byju yang mereka miliki bernilai US$ 493 juta (sekitar Rp 7,4 triliun). Artinya, berdasarkan perhitungan Prosus, valuasi Byju adalah US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 75,5 triliun. Valuasi ini lebih rendah 75 persen atau Rp 253 triliun dibandingkan dengan valuasi dalam ronde pendanaan terakhir Byju pada 2021 yaitu US$ 22 miliar (sekitar Rp 330 triliun)
Prosus adalah salah satu dari tiga investor yang menarik perwakilan mereka di dewan komisaris Byju. Reuters melaporkan, anggota dewan komisaris Byju yang mundur adalah GV Ravishankar, partner di modal ventura Peak XV Partners yang sebelumnya bernama Sequoia India; Russer Dreisenstock dari Prosus, raksasa teknologi pemilik OLX dan Tencent; serta Vivian Wu dari Chan Zuckerberg Initiative, yayasan milik pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan.
Kini, dewan komisaris Byju hanya diisi oleh sang pendiri Byju Raveendran dan keluarganya yaitu sang istri, Divya Gokulnath serta adik, Riju Raveendran.
Keputusan mundurnya tiga anggota dewan komisaris Byju dilatarbelakangi oleh proses audit laporan keuangan. Deloitte, perusahaan konsultan akuntansi yang ditugaskan untuk melakukan audit, mundur karena Byju terus menunda penerbitan laporan keuangan 2011-2022 dan tidak kunjung menyediakan dokumen keuangan yang diminta.
Byju kini juga sedang menghadapi permasalahan hukum di Amerika terkait restrukturisasi pinjaman US$ 1,2 miliar.
Tech Crunch juga melaporkan bahwa Byju berencana melakukan PHK atas 500 hingga 1.000 orang. Kali ini, posisi yang dipangkas bukan hanya di divisi penjualan. Langkah efisiensi ini bertujuan untuk memperbaiki neraca keuangan perusahaan.
Dalam setahun terakhir, padahal Byju sudah mem-PHK lebih dari 5.000 orang. Pada Oktober 2022, Byju mengumumkan pengurangan 5 persen dari total pegawai yang berarti sekitar 2.500 orang terkena PHK.
Pada bulan Juni 2022, mereka juga melakukan pemangkasan ribuan karyawan di anak usahanya.
"Pada 27 Juni dan 28 Juni, Byju memberhentikan lebih dari 1.500 karyawan dari Toppr dan White Hat Jr, dua perusahaan yang diakuisisi dalam dua tahun terakhir," lapor Money Control menurut para sumber, dikutip dari Business Standard. "Pada 29 Juni, Byju mengirim email ke hampir 1.000 karyawan di tim intinya," imbuhnya
[-]
-
Resep Mandiri Investasi Startup di Tengah Badai PHK(dem/dem)
Sentimen: negatif (99.9%)