Sentimen
Netral (49%)
27 Jun 2023 : 11.45
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Event: Idul Adha 1441 Hijriah

Kasus: pengangguran

Tokoh Terkait

Dolar Melemah Tapi Masih Tembus Rp 15.000

27 Jun 2023 : 11.45 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Dolar Melemah Tapi Masih Tembus Rp 15.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pada hari ini, Selasa (27/6/2023) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat 0,13% secara harian menjadi Rp14.990/US$ di pasar spot.

Sayangnya, penguatan menyusut menjadi 0,07% pada pukul 09.04 WIB di posisi Rp15.000/US$.

Sebagai catatan, rupiah hancur lebur kemarin. Rupiah ditutup di posisi Rp 15.010/US$1 atau melemah 0,13%.
Sebagai informasi, mata uang garuda menembus level Rp15.000/US$ merupakan posisi terendah dalam tiga bulan terakhir atau sejak 30 Maret lalu.

Kendati begitu, penguatan rupiah hari ini membalik-kan pergerakan hari sebelumnya yang cenderung melemah 0,13% menjadi Rp15.010/US$. Perdagangan hari ini menjadi yang terakhir sebelum dimulai libur panjang Idul Adha.

-

-

Sehingga tidak menutup kemungkinan investor masih bisa melakukan aksi jual sebagai langkah antisipasi dan persiapan libur.

Selain itu, aksi wait and see masih terasa dari pelaku pasar karena menunggu sejumlah data ekonomi dari seperti pertumbuhan ekonomi dan klaim pengangguran AS, pidato Jerome Powell, Chairman the Fed, serta kondisi manufaktur China, dll.

Data-data tersebut akan memberikan gambaran bagaimana arah ekonomi dan kebijakan suku bunga ke depan yang tentu saja akan berdampak pada pasar keuangan RI. Sehingga perlu diantisipasi apabila kemungkinan rupiah turun lagi masih bisa berlanjut, mengingat secara teknikal juga masih dalam tren pelemahan.

Chief Economist Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian juga sependapat bahwa pada tahun 2023 tren pelemahan rupiah masih akan terjadi dalam jangka pendek. Pasalnya, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Selain The Fed, bulan Juni juga terdapat periode pembayaran dividen sehingga permintaan dolar AS meningkat.

"Dalam jangka pendek tren pelemahan terutama di bulan Juni tetapi pelemahan tidak akan selamanya," tutur Fakhrul, dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 26/06/2023).

Pada acara yang sama, Treasury & Global Market Head Sales Bank Mega, Donny Lukito, menjelaskan karena banyaknya data penting yang akan keluar hingga Juli mendatang. Artinya, ketidakpastian akan meningkat.

"Tendensinya (rupiah) masih bergerak di inflasi AS dan suku bunga The Fed," tutur Lukito,

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Bukan BI, Gerak Rupiah Masih Ditentukan AS & The Fed
(tsn/tsn)

Sentimen: netral (49.8%)