Startup Rp 330 Triliun Ditinggal Investor, Muak Dibohongi
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga investor kelas kakap kompak melepaskan posisi mereka di dewan komisaris startup edtech raksasa asal India, Byju. Keputusan mereka adalah buntut dari keanehan di laporan keuangan Byju, unicorn yang valuasinya mencapai Rp 330 triliun.
Reuters melaporkan, anggota dewan komisaris Byju yang mundur adalah GV Ravishankar, partner di modal ventura Peak XV Partners yang sebelumnya bernama Sequoia India; Russer Dreisenstock dari Prosus, raksasa teknologi pemilik OLX dan Tencent; serta Vivian Wu dari Chan Zuckerberg Initiative, yayasan milik pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan.
Kini, dewan komisaris Byju hanya diisi oleh sang pendiri Byju Raveendran dan keluarganya yaitu sang istri, Divya Gokulnath serta adik, Riju Raveendran.
Keputusan mundurnya tiga anggota dewan komisaris Byju dilatarbelakangi oleh proses audit laporan keuangan. Deloitte, perusahaan konsultan akuntansi yang ditugaskan untuk melakukan audit, mundur karena Byju terus menunda penerbitan laporan keuangan 2011-2022 dan tidak kunjung menyediakan dokumen keuangan yang diminta.
Foto: Mark Zuckerberg & Priscilla Chan (REUTERS/Rick Wilking)Byju adalah startup India paling besar, sempat mencapai valuasi US$ 22 miliar (sekitar Rp 330 triliun). Perusahaan yang berbasis di Bengaluru ini mempekerjakan lebih dari 40.000 orang dan beroperasi secara global, dengan pasar utama di Asia Selatan dan Timur Tengah.
Sebelum diterpa tech winter, Byju dikabarkan tengah menempuh proses menjadi perusahaan terbuka. Namun, rencana IPO batal seiring dengan pengetatan likuiditas di pasar finansial global.
Dua narasumber Reuters menyatakan bahwa ketiga investor memutuskan untuk mundur berbarengan karena pertanyaan mereka ke pendiri Byju dan petinggi perusahaan tidak kunjung direspons.
Byju kini juga sedang menghadapi permasalahan hukum di Amerika terkait restrukturisasi pinjaman US$ 1,2 miliar.
Tech Crunch juga melaporkan bahwa Byju berencana melakukan PHK atas 500 hingga 1.000 orang. Kali ini, posisi yang dipangkas bukan hanya di divisi penjualan. Langkah efisiensi ini bertujuan untuk memperbaiki neraca keuangan perusahaan.
Dalam setahun terakhir, padahal Byju sudah mem-PHK lebih dari 5.000 orang. Pada Oktober 2022, Byju mengumumkan pengurangan 5 persen dari total pegawai yang berarti sekitar 2.500 orang terkena PHK.
Pada bulan Juni 2022, mereka juga melakukan pemangkasan ribuan karyawan di anak usahanya.
"Pada 27 Juni dan 28 Juni, Byju memberhentikan lebih dari 1.500 karyawan dari Toppr dan White Hat Jr, dua perusahaan yang diakuisisi dalam dua tahun terakhir," lapor Money Control menurut para sumber, dikutip dari Business Standard. "Pada 29 Juni, Byju mengirim email ke hampir 1.000 karyawan di tim intinya," imbuhnya
[-]
(dem)
Sentimen: negatif (88.9%)