Sentimen
Negatif (95%)
26 Jun 2023 : 06.40
Informasi Tambahan

Event: Idul Adha 1441 Hijriah

Kasus: zona merah

Tokoh Terkait

Awas! Liburan Investor Bisa Nggak Tenang Karena China & AS

26 Jun 2023 : 06.40 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Awas! Liburan Investor Bisa Nggak Tenang Karena China & AS

Pasar keuangan RI hanya akan dibuka dua hari pada pekan ini karena libur Idul Adha Pendeknya aktivitas perdagangan RI dalam dua hari bisa membuat pasar lesu karena transaksi sedikit Dunia menunggu pidato Jerome Powell untuk mengetahui sinyal The Fed ke depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI membukukan kinerja negatif pada perdagangan terakhir pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah sementara nilai tukar rupiah ambruk.

IHSG terkoreksi 12,53 poin atau 0,19% pada perdagangan Jumat (23/6/2023) di level 6.639,73. Penurunan IHSG pada perdagangan Jumat melanjutkan trend penurunan IHSG sejak sebulan terakhir.

-

-

Pada perdagangan Jumat terdapat 358 saham yang melemah, 213 saham tidak bergerak dan hanya 168 saham yang menguat.

Transaksi pada hari Jumat relatif lebih sepi dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, melibatkan sekitar 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 985 juta kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp8,75 triliun.

Penurunan IHSG pada hari Jumat ditekan hampir semua sektor kecuali dua sektor yakni IDX Basic Industry menguat 0,72% dan IDX Non-Clyclical naik 0,33%.
Investor kembali dibuat kecewa setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve  (The Fed) menegaskan kebijakan hawkishnya tahun ini.

Ketua The Fed, Powell, juga telah menegaskan kemungkinan adanya peningkatan suku bunga untuk menurunkan inflasi lebih lanjut. Meskipun pada pertemuan FOMC pekan lalu suku bunga tidak dinaikkan, namun kemungkinan kenaikan suku bunga masih besar menurut Powell.

The Fed memperkirakan akan ada dua kenaikan suku bunga tambahan hingga akhir tahun 2023. Sementara itu, Bank of England (BoE) baru saja menaikkan suku bunga acuannya karena inflasi yang masih tinggi di Inggris. Inflasi yang jauh di atas target BoE memberikan tekanan bagi bank sentral untuk menjaga kebijakan moneter yang ketat.

Selain itu, pekan lalu bank Sentral Eropa (ECB) juga kembali menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun pada Kamis (15/6/2023) dan tetap membuka peluang untuk kenaikan lebih lanjut demi menjinakkan inflasi.

ECB meningkatkan suku bunga utamanya untuk kedelapan kalinya berturut-turut, sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%, level tertinggi sejak 2001.

Keputusan Bank Indonesia dengan mempertahankan suku bunga pun belum menjadi penggerak IHSG untuk naik.

Diketahui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Juni 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Dari sisi mata uang, rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (23/6/2023) dengan ditutup melemah 0,37% menjadi Rp 14.990/US$1.
Dalam sepekan, rupiah melemah 0,40%. Artinya, rupiah sudah melemah dalam dua pekan beruntun. Pada pekan lalu, rupiah juga melemah 0,64%

Pelemahan rupiah disebabkan oleh kebijakan pemerintah telah mengumumkan cuti bersama selama dua hari sehingga ada libur panjang dari 28 Juni hingga 30 Juni ditambah hari weekend sabtu 1 Juli dan minggu 2 Juli 2023.

Artinya pada minggu ini, hanya akan ada dua hari efektif perdagangan sehingga tak menutup kemungkinan pelaku pasar akan ambil untung atau profit taking dalam jangka pendek untuk pergi berlibur.

Selain itu, pelemahan rupiah disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunganya pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis kemarin. Serta kebijakan The Fed yang masih berpotensi hawkish akan meningkatkan spread suku bunga.

Beralih ke pasar obligasi, Yield atau imbal hasil pada mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) mengalami kenaikan. Seri benchmark FR0096 meningkat 0,13%. Kenaikan imbal hasil menandai jika investor tengah menjual SBN sehingga harganya jatuh dan imbal hasil naik.

Sentimen: negatif (95.5%)