Pengusaha Was-was Bank 'Aji Mumpung' usai Suku Bunga BI Naik
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) khawatir bank umum akan mengambil margin bunga bersih (net interest margin) yang terlalu besar usai kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
"Yang kita khawatirkan BI menaikkan (suku bunga) terus perbankan umum meresponsnya juga memanfaatkan kenaikan yang mengikuti BI," ujar Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (21/9).
Karenanya, Hariyadi berharap industri perbankan di Indonesia lebih kompetitif agar suku bunga pinjaman bisa lebih rendah.
Terkait kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps, Hariyadi menilai langkah itu cukup realistis.
Menurut Hariyadi, BI telah mengkalkulasikan dari sisi moneter, termasuk mempertimbangkan kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang juga menaikkan suku bunga.
"Kalau kebijakan BI-nya menurut saya enggak ada masalah ya. Dia untuk menjaga stabilitas moneternya, ya mau tidak mau dilakukan," ujarnya.
Haryadi mengatakan kenaikan suku bunga akan menambah beban biaya perusahaan. Namun, belum tentu menghambat ekspansi perusahaan.
"Menambah cost, iya, kalau menghambat (ekspansi) relatif ya," ujarnya.
BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.
Begitu pun dengan suku bunga deposit facility yang juga naik sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, dan suku bunga lending facility naik sebesar 50 bps menjadi 5 persen.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 dan 22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers.
Kenaikan suku bunga acuan dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang diperkirakan melampaui target tahun ini, dua persen hingga empat persen, karena lonjakan harga BBM.
[-]
(fby/dzu)
[-]
Sentimen: negatif (64%)