Sabda Powell Terlalu Ngeri, Emas Tumbang Nyaris 2% Sepekan
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Jerome Powell, Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) jadi momok bagi emas dunia.
Sabdanya mampu membuat emas tumbang selama lima hari beruntun. Meskipun di hari terakhir perdagangan harga emas di pasar spot mampu menguat 0,41%, namun masih belum mampu mengindari emas dari kinerja negatif selama sepekan.
Emas dunia mengakhiri pekan perdagangan 19 hingga 23 Juni 2023 di posisi US$1.921,36 per troy ons, turun 1,84% dari pencapaian pekan sebelumnya. Ini merupakan kerugian mingguan terbesar sejak enam bulan lalu.
Powell dan suku bunga yang merupakan musuh utama emas jadi biang kerok dari tumbangnya emas.
Jerome Powell di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS menegaskan jika The Fed tidak ragu untuk mengerek suku bunga jika inflasi belum melandai. Namun, kenaikan suku bunga sepertinya akan diputuskan secara hati-hati.
"Paling tidak kamu sudah mendekati tujuan kita dan sangat masuk akal jika kita akan bergerak hati-hati," tutur Powell, dikutip dari Reuters.
Jumlah klaim pengangguran AS sebenarnya menjadi sentimen positif pergerakan emas. Namun, tidak cukup untuk menahan jatuhnya emas.
Jumlah pegawai yang mengajukan klaim pengangguran di Amerika Serikat mencapai 264.000 pada pekan yang berakhir pada 17 Juni, tertinggi sejak Oktober 2021.
Dengan klaim pengangguran yang meningkat maka ada harapan inflasi AS melandai.
Pernyataan hawkish The Fed membuat imbal hasil surat utang US Treasury tenor 10 tahun naik ke 3,8%. Posisi tersebut adalah tertinggi sejak awal Maret tahun ini.
Di sisi lain, sejumlah bank sentral Eropa kini gencar menaikkan suku bunga yang berimbas negatif ke emas.
"The Fed dan bank sentral lain terus melanjutkan kenaikan suku bunga. Ke depan, suku bunga juga diperkirakan naik dan ini tentu saja akan sangat membebani emas ke depan," tutur analis High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Reuters.
Meger juga mengingatkan jika emas cenderung melemah pada Juni-Juli.
"Kita tengah dalam periode lesu musim panas untuk emas. Permintaan emas biasanya melemah pada Juni-Juli," imbuh Meger.
Saat suku bunga bank sentral naik, kilau emas akan redup karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal balik. Sehingga menjadi tidak menarik di mata investor.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[-]
-
Pasar Mulai Khawatir dengan The Fed, Harga Emas Tenggelam
(ras/ras)
Sentimen: negatif (66.7%)