Indonesia akan menyambut Bioetanol lewat produk yang dipasarkan Petamina. Motor-motor Yamaha rupanya sudah beradaptasi dengan bahan bakar alternatif tersebut.

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dipercaya oleh prinsipal untuk memenuhi kebutuhan sepeda motor Yamaha di pasar global. Syaratnya produk harus memenuhi spesifikasi untuk negara tujuan, termasuk ke wilayah yang sudah mengadopsi bioetanol.

Sebagian besar bensin yang sekarang dijual SPBU di Eropa merupakan campuran antara 5% bioetanol dan 95% bensin, yang ditandai dengan label E5. Yamaha sudah mengekspor beberapa model ke wilayah Eropa dengan standar Euro 5 dan spek bioetanol E5.

-

-

"Yamaha Indonesia juga sudah mengekspor beberapa kendaraan ke negara-negara di Eropa seperti R25, R3, XMAX, NMAX dan lain-lain dengan standard Eropa yang sudah mengadopsi Euro 5, dan bahan bakar yang digunakan di sana juga sudah menggunakan bioetanol 5. Sehingga produk Yamaha yang kami jual disana memang sudah siap untuk penggunaan bioetanol 5," kata Asst. General Manager Marketing - Public Relations YIMM, Antonius Widiantoro kepada detikcom, Rabu (21/6/2023).

Tentu bukan perkara baru bagi Yamaha Indonesia untuk mengadopsi bioetanol di Tanah Air. Namun yang jadi perhatian ialah kandungan bioetanol yang bakal dijual Pertamina.

"Apakah itu nanti akan berdampak terhadap performa, emisi, perubahan setting timing pengapian dan lain-lain, tentunya nanti pasti akan kami lakukan pengecekan dan evaluasi lebih lanjut di internal jika memang bioetanol tersebut sudah dipasarkan," ujar Anton.

Bioetanol nantinya diproduksi Pertamina merupakan hasil fermentasi molases atau tetes tebu. Bahan bakar ini akan memiliki angka oktan atau RON 95, setara dengan Pertamax Plus yang pernah dijual Pertamina.

RON 95 umumnya cocok untuk motor yang memiliki kompresi mesin 11:1 hingga 12:1. Beberapa model motor Yamaha di Indonesia yang punya kompresi tersebut ialah R25 dan MT-25.

Simak Video "Sangar! Ini Tunggangan Fabio Quartararo untuk MotoGP 2023"
[-]
(riar/dry)