Sentimen
Negatif (88%)
22 Jun 2023 : 13.12
Tokoh Terkait

Bursa Asia Ramai-ramai Dibuka Melemah, Ada Apa?

22 Jun 2023 : 13.12 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Bursa Asia Ramai-ramai Dibuka Melemah, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Kamis (22/6/2023), di mana investor menimbang komentar ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menyatakan belum akan mengubah sikap hawkish-nya dalam waktu dekat.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang terpantau menguat pada pagi hari ini, yakni menguat 0,35%.

Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,23%, Straits Times Singapura turun tipis 0,04%, dan ASX 200 Australia ambles 1,17%.

-

-

Sementara untuk pasar saham Hong Kong dan China pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur Festival Tuen Ng atau Peh Cun, festival mendayung perahu naga.

Bursa Asia-Pasifik cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang terpantau melemah pada perdagangan kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,3%, S&P 500 terkoreksi 0,52%, dan Nasdaq Composite ambles 1,21%.

Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak kenaikan suku bunga kedepan karena inflasi masih cukup tinggi dan juga masih cukup jauh dari target yang ditetapkan sebesar 2%.

"Tekanan inflasi terus tinggi dan proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," katanya dalam sambutan yang disiapkan untuk dengar pendapat di depan Komite Jasa Keuangan DPR.

Komentar tersebut muncul setelah kesimpulan dari pertemuan pekan lalu ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut.

Tak hanya Powell, para pejabat The Fed juga setuju bahwa ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi di akhir tahun ini.

"Hampir semua peserta FOMC memperkirakan akan tepat untuk menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh pada akhir tahun ini," ujar Powell dihadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS.

Powell juga mengatakan bahwa pasar tenaga kerja masih ketat meskipun ada tanda-tanda bahwa kondisi melonggar, seperti peningkatan partisipasi angkatan kerja dalam kelompok usia 25 hingga 54 tahun dan beberapa upah moderat.

Namun, ia mencatat bahwa jumlah pekerjaan yang terbuka masih jauh melebihi jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Meski begitu, pelaku pasar masih mengharapkan hanya satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bp pada Juli mendatang oleh The Fed untuk sisa tahun ini.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 71,9% The Fed akan mengerek lagi suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Juli mendatang. Sedangkan sisanya yakni sebesar 28,1% The Fed akan kembali menahan suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Bursa Asia Ditutup Mixed, IHSG Merana Lagi
(chd/chd)

Sentimen: negatif (88.3%)