Melihat Uang Saudi dari Migas dan Wisata di Tengah Isu Izinkan Miras
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNN Indonesia --
Arab Saudi berencana mengizinkan konsumsi minuman alkohol secara publik di beberapa daerah tertentu guna meningkatkan sektor pariwisata di negara penghasil minyak dan gas (migas) tersebut.
Melalui sebuah dokumen yang didapat The Wall Street Journal (WSJ), Saudi berencana mengizinkan penjualan dan konsumsi anggur, cocktails, hingga sampanye di sebuah resor yang terdapat di 'kota futuristik' Neom.
Kota Neom merupakan bagian dari mega proyek Saudi yang kini tengah diperluas pembangunannya ke Pulau Sindalah di Laut Merah barat laut negara itu. Resort Pulau Sindalah tersebut rencananya dibuka mulai tahun depan.
Selain membuka bar, Saudi juga bakal mengizinkan toko ritel menjual anggur secara terbuka di kota, menurut dokumen pemerintah Saudi yang dirilis Januari 2022 itu.
Neom hanya salah satu dari strategi pariwisata Arab Saudi senilai US$1 triliun atau sekitar Rp14.984 triliun (asumsi kurs Rp14.984 per dolar AS).
Sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menjabat Putra Mahkota, Saudi telah memperkenalkan Visi Saudi 2030 di mana kerajaan semakin getol mengembangkan sejumlah sektor termasuk wisata sebagai kantong pemasukan tambahan negara agar tak cuma bergantung pada minyak.
Melansir Statista, Selasa (20/9), pendapatan dari sektor pariwisata Arab Saudi diproyeksikan mencapai US$3,26 miliar atau setara Rp48,84 triliun.
Pendapatan ini pun diharapkan bisa meningkat secara tahunan sebesar 7,86 persen, sehingga menghasilkan proyeksi volume pasar sebesar US$4,41 miliar pada 2026.
Segmen pasar pariwisata Arab Saudi adalah pengunjung hotel dengan proyeksi volume pasar sebesar US$2,14 miliar pada tahun ini. Pengguna hotel di negara itu diperkirakan mencapai 9,1 juta pengguna pada 2026.
Lantas berapa pendapatan Arab Saudi di sektor migas sehingga Arab kini melirik pendapatan dari sektor wisata?
Dikutip dari Zawya, pendapatan Arab Saudi dari minyak mencapai US$66,8 miliar atau setara Rp1.000 triliun pada kuartal II 2022. Angka ini meningkat 89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, angka ini juga merupakan dua kali lipat dari pendapatan non minyak di negara itu.
Sementara, sepanjang semester pertama 2022, pendapatan Arab Saudi dari minyak mencapai SAR434 miliar atau setara Rp1.733 triliun.
Capaian ini meningkat 75 persen dibanding semester pertama 2021, yakni SAR248,7 miliar.
[-]
(mrh/sfr)
[-]
Sentimen: positif (40%)