Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Perum BULOG
Institusi: IPB, ITB
Kab/Kota: Tangerang
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Lewat TFRIC-19, BPPT Luncurkan 10 Produk Inovasi Kesehatan
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui sinergi pentahelik pada ekosistem inovasi Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 atau TFRIC-19 meluncurkan 10 produk inovasi kesehatan pada Sabtu (21/8).
Diluncurkan bertepatan dengan pendirian BPPT 43 tahun lalu, Kepala BPPT Hammam Riza menyatakan inovasi teknologi penanganan COvid-19 yang bisa langsung digunakan masyarakat itu merupakan lanjutan cita-cita B.J. Habibie selaku pendiri BPPT.
Hammam mngatakan, dengan penduduk sejumlah 270 juta jiwa, Indonesia harus segera berbenah memperkuat ketahanan nasional melalui kemandirian alat kesehatan. Produk-produk inovasi yang diluncurkan sekaligus menjadi upaya mengurangi substitusi impor dan mendukung industri alat kesehatan melalui pemanfaatan iptek.
"Ketergantungan yang sangat tinggi pada produk dan bahan baku dari impor harus segera diatasi. Penguasaan dan inovasi teknologi menjadi salah satu pilar utama yang perlu diprioritaskan," kata Hammam.
Adapun ke-10 produk inovasi TFRIC-19 Next Gen tersebut adalah BPRO Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen; bahan baku RDT Antigen: N (nucleocapsid) dan S (Spike) Monoclonal Antibody Sarcov-2; kit antibodi netralisasi; serta dua produk suplemen kesehatan, masing-masing Whole Beta dan Stamilic.
Selanjutnya, adalah biskuit Next Gen; beras Forti Vit, produk pangan pencegah kekurangan gizi Purula; dataset senyawa tanaman obat; dan buku rekomendasi Kajian Kebijakan Teknologi Covid-19.
Hammam menjelaskan, peluncuran produk inovasi ini merupakan hasil dari lima aksi TFRIC-19 Next Gen sepanjang 2021 yang meliputi kajian keekonomian dan teknologi, inovasi alat kesehatan, inovasi suplemen kesehatan, penguatan data sains dan kecerdasan artifisial, serta penguatan kerja sama, jaringan, dan publikasi media.
Pada kegiatan peluncuran produk TFRIC-19 Next Gen, BPPT juga mengadakan aksi Bakti Inovasi Teknologi dengan menyerahkan berbagai produk inovasi kepada masyarakat di Kota Medan, Lampung, Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Kalimantan Timur secara langsung. BPPT juga menghibahkan satu unit laboratorium mobile Biosafety level 2 versi bus kepada Pemerintah DaerahKota Tangerang Selatan.
10 Produk Inovasi TFRIC-19 Next Gen
1. BPRO
BPRO adalah rapid diagnostic test (RDT) yang berfungsi mendeteksi antigen Covid-19, dikembangkan oleh BPPT bersama PT Prodia Diagnostic Line (Proline) dengan bahan baku antibodi terhadap antigen N (Neucleocapsid) SARS-ov-2, yang diformulasi menggunakan teknik lateral imunokromatografi.
Hasil uji standar emas menunjukkan bahwa rapid antigen BPRO memiliki tingkat sensitivitas sampai 96 persen dan spesifisitas 100 persen. Selain pengambilan swab melalui nasofaring, BPRO juga menyiapkan perangkat swab melalui nasal anterior.
2. Bahan Baku RDT Antigen: N (nucleocapsid) dan S (Spike) Monoclonal Antibody Sarcov-2
Kedua jenis antibodi monoklonal itu berasal dari hewan mencit terstandar yang mampu mendeteksi partikel virus corona. Antibodi monoklonal anti-spike yang dikembangkan BPPT telah teruji dapat mengenali protein rekombinan spike maupun virus corona yang telah diinaktivasi.
Sedangkan antibodi monoklonal anti-nucleocapsid telah teruji spesifik mengenali protein
nucleocapsid dan tidak cross-reactive dengan jenis protein lain dari virus SARS-CoV-2. Kedua
jenis antibodi monoklonal tersebut dapat diaplikasikan dalam beberapa format teknologi deteksi
virus SARS-CoV-2, yaitu pada metode ELISA dan Western Blot.
3. Kita Antibodi Netralisasi
Produk inovasi Fast-Biorbd untuk pemeriksaan Anti SarsCovd2-RBS ini penting sebagai kajian strategis guna menentikan efektivitas vaksin pada individu, pemetaan seropositivitas dan perumusan target vaksin, termasuk booster, serta memonitor capaian kekebalan komunal.
Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk pengelolaan pasien Covid-19 dan menentukan kelayakan penyintas untuk mendonorkan plasma. Produk ini berbasis teknologi Lateral Flow Immunofluorescent Assay (LFIA) yang terbukti cukup akurat mengukur kadar antibodi netralisasi melawan Covid-19.
4. Stamilic
Stamilic adalah suplemen cair dalam kemasan dengan kandungan utama ekstrak bawang hitam, diperkaya ekstrak jahe merah. Selain tinggi kandungan antioksidan, bawang hitam juga dapat menurunkan kadar gula darah, memperbaiki profil lemak darah, dan menurunkan faktor penggumpalan darah
Dengan tambahan ekstrak jahe merah, Stamilic akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus memperbaiki kondisi akibat komorbid Covid-19, dan mencegah penggumpalan darah. Produk yang dibuat BPPT bersama PT Ivaas Sejahtera Indonesia ini telah mendapatkan izin edar BPOM dan akan segera diproduksi massal.
5. Whole Beta
Whole Beta adalah produk hasil fermentasi kacang hijau dengan ragi hitam yang menghasilkan senyawa aktif Beta Glukan, yang diketahui bermanfaat sebagai imunomodulator, dapat menekan replikasi virus, menurunkan peradangan, membantu proses regenerasi jaringan, menurunkan penyebaran kanker, sebagai antioksidan, anti osteoporosis, dan dapat memperbaiki profil lemak darah sehingga mencegah hiperkolesterolemia.
Keunggulan Whole Beta adalah kemudahan larut dalam air, dan aman karena termasuk dalam Generally Recognized As Safe (GRAS). Whole Beta sepenuhnya dibuat BPPT dan PT Neopangan Indonesia dari produk alami dan telah mendapat izin edar BPOM.
telah berhasil memproduksi Whole Beta pada skala
6. Biskuit Next Gen
Biskuit ini merupakan Biskuneo generasi lanjutan, hadir dengan rasa lemon dan stroberi yang rendah kalori. Biskuneo NG juga difortifikasi dengan vitamin A, C, D, E, mineral zink, serta selenium, sehingga dapat menjadi alternatif praktis pemenuhan kebutuhan vitamin dan
mineral.Bersama PT Makindo Perdana, BPPT mendesain Biskuneo NG dari bahan pangan lokal seperti tepung mocaf, tepung ubi jalar, telur, susu margarin, gula, sayuran, ekstrak lemon, dan ekstrak strawberry.
7. Beras Forti Vit
Memanfaatkan bahan baku lokal, BPPT melaksanakan kaji terap teknologi dan menambahkan berbagai vitamin dan mineral ke dalam tepung beras. Campuran bahan itu lalu dibulirkan seperti beras dengan teknologi ekstrusi, sehingga menghasilkan Kernel Beras Terfortifikasi (FRK) yang dicampur dengan beras biasa menjadi beras terfortifikasi.
Vitamin dan mineral pada beras terfortifikasi adalah stabil, dan beras dapat dicuci sebelum ditanak. Produk ini merupakan kolaborasi dengan Perum Bulog, dan didukung oleh World Food Programme.
8. Purula
Purula, singkatan dari Peptida Unggul Rumput Laut, adalah flake tabur berbahan dasar biopeptida kedelai yang berfungsi memperbaiki penyerapan zat besi dan asam folat guna mencegah anemia pada anak, remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil. Diperkaya dengan 10 vitamin dan 2 mineral, Purula dapat meningkatkan kadar serum ferritin dan penyerapan zat besi.
Didukung PT Indofood, Purula direncanakan menjadi salah satu produk dalam program penanganan gizi buruk oleh BKKBN yang menyasar pasangan siap hamil.
9. Aplikasi AI untuk Penemuan Senyawa Obat
TFRIC-19 Next Generation juga menghasilkan dataset yang bersumber dari 2.900 lebih data koleksi BPPT tentang tanaman obat Indonesia. Dataset Artificial Intelligent ini dilengkapi data kandungan senyawa fitokimia, struktur 2D dan 3D, data SMILE, data hasil molecular docking, serta data fisikokimia dari tiap senyawa.
Selanjutnya data diolah menjadi input untuk algoritma machine learning dan model aplikasi guna membuat prediksi potensi senyawa dari tanaman obat untuk indikasi antivirus. Bersama para pakar dari UI, IPB, ITB dan komunitas AI, BPPT terus berupaya menyempurnakan pengembangan, termasuk aplikasi untuk indikasi penyakit degeneratif lain yang diberi nama Melisa (Medicinal Plants Indonesia System Application).
10. Buku Kajian Kebijakan Teknologi Kesehatan
Buku ini disusun oleh Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT, dibuka oleh kerangka makro inovasi, yaitu ekosistem inovasi dan audit teknologi untuk mengukur keberhasilan dari produk teknologi yang dihasilkan.
Kemudian, dilanjutkan dengan kerangka mikro di level perusahaan berupa kajian kesiapan industri dan komersialisasi produk teknologi, lalu dengan kajian teknis berupa ketersediaan dukungan bahan baku. Buku ini menyasar para peneliti di lembaga litbang, perguruan tinggi, dan industri; pengusaha dan pelaku industri, serta pengambil kebijakan teknologi dan ekonomi.
(rea/rea)Sentimen: positif (100%)