Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Shanghai
Tokoh Terkait
Morgan
Cuma Nikkei yang Cerah, Bursa Asia Masih Loyo Tunggu The Fed
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (21/6/2023), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS) di mana investor menanti notula kebijakan moneter bank sentral Jepang dan pidato ketua bank sentral AS.
Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang terpantau menguat pada pagi hari ini, yakni naik 0,19%.
Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong ambles 1,54%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,38%, Straits Times Singapura turun tipis 0,02%, ASX 200 Australia terpangkas 0,23%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,56%.
Dari Korea Selatan, inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) periode Mei 2023 naik 0,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari angka April sebesar 1,6%.
PPI mengukur rata-rata pergerakan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk barang dan jasa yang dijual.
Sementara itu dari Jepang, mayoritas pejabat bank sentral (Bank of Japan/BOJ) setuju untuk mempertahankan suku bunga ultra longgarnya pada pertemuan debut Gubernur Kazuo Ueda.
Tetapi beberapa pejabat melihat kebutuhan untuk menghindari keterlambatan dalam menaikkan suku bunga. Hal ini berdasarkan risalah tinjauan suku bunga edisi April.
Saat Jepang membuat kemajuan menuju pencapaian target inflasi 2%, sembilan anggota dewan melihat kebutuhan untuk mempertahankan kebijakan ultra-longgar mengingat ketidakpastian ekonomi global dan prospek upah.
Namun, salah satu anggota BoJ mengatakan harus memastikan kebijakannya "tidak ketinggalan kurva," karena upah dan inflasi sudah menunjukkan tanda-tanda percepatan.
"BoJ dengan rendah hati harus memantau perkembangan harga dan upah, dan merespons tidak terlalu cepat, tetapi juga tidak terlalu lambat," kata salah satu anggota BoJ.
Pada pertemuan edisi April, BoJ tidak melakukan perubahan pada kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC), termasuk target suku bunga jangka pendek -0,1% dan batas implisit 0,5% untuk imbal hasil (yield) obligasi acuan tenor 10 tahun.
Di lain sisi, pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang terpantau melemah pada perdagangan kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,72%, S&P 500 terkoreksi 0,47%, dan Nasdaq Composite turun 0,16%.
Investor sepertinya mulai mengurangi taruhan bullish-nya, karena kondisi global yang masih tidak memungkinkan.
Selain itu, investor tampaknya mulai menerima pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang berencana akan menaikkan lagi suku bunga acuannya sebanyak dua kali di akhir tahun ini, meski The Fed pada pekan lalu menahan suku bunga acuannya.
Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers Rabu lalu bahwa The Fed belum membuat keputusan tentang kebijakan menjelang pertemuan Juli.
Namun, pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga seperempat poin lagi pada akhir tahun ini. Keputusan untuk menahan suku bunga pada pekan lalu atau pertemuan edisi Juni mematahkan rentetan sepuluh kenaikan suku bunga berturut-turut.
Terlepas dari desakan Powell bahwa kebijakan The Fed di masa depan akan tetap bergantung pada data, taruhan investor terkait pasar saham akan bullish telah meningkat. Namun kini, mereka kembali mengurangi taruhan tersebut.
"Kami percaya pasar ekuitas sangat meregang karena para pelaku pasar khawatir kehilangan potensi pasar bull baru," kata Mike Wilson, kepala strategi ekuitas AS di Morgan Stanley, dikutip dari CNBC International.
Investor cenderung wait and see menanti testimoni atau pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell dihadapan Kongres pada malam hari ini waktu Indonesia, untuk menjadi petunjuk tentang seberapa kuat perlunya melanjutkan kenaikan suku bunga setelah The Fed menahan suku bunga acuannya pada pekan lalu.
Namun, banyak yang mengharapkan Powell dan pejabat The Fed lainnya akan berbicara terkait inflasi yang masih tinggi dan menegaskan kembali kebutuhan untuk melanjutkan kenaikan suku bunga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
The Fed Bikin Investor Optimis, Bursa Asia Dibuka Cerah
(chd/chd)
Sentimen: negatif (99.6%)