Sentimen
Negatif (66%)
20 Jun 2023 : 07.00
Informasi Tambahan

Event: Perang Dunia II

Kab/Kota: Semarang, Kudus

Tokoh Terkait

'Gelandangan' China yang Bangun Kerajaan Bisnis Indofood

20 Jun 2023 : 07.00 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

'Gelandangan' China yang Bangun Kerajaan Bisnis Indofood
Jakarta -

Masyarakat Indonesia tentu sudah tak asing dengan merek Indofood. Berbagai produknya sudah menjadi konsumsi sehari-hari mulai dari mi instan, susu, makanan ringan, dan masih banyak lagi.

Tapi, tahukah kamu siapa pemilik PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood)? Dia adalah Salim Group yang didirikan oleh Sudono Salim atau yang akrab dipanggil Om Liem.

Meski sudah tutup usia, nama Om Liem masih melekat di dunia bisnis Indonesia. Semasa hidupnya jadi salah satu konglomerat tersukses di Tanah Air yang meninggalkan begitu banyak prestasi.

-

-

Semua keberhasilannya tentu tak diperolehnya secara instan. Dia dulunya pernah hidup miskin bagaikan gelandangan di negeri kelahirannya, yakni China daratan.

Om Liem lahir di Fuqing sebuah desa kecil di wilayah Fujian, China bagian selatan pada 16 Juli 1916. Dia lahir dengan nama Lim Sioe Liong.

Om Liem adalah anak kedua dari seorang petani yang semasa kecilnya hidup dengan sangat kekurangan. Terbukti dirinya terpaksa harus putus sekolah pada usia 15 tahun dan berjualan mie di sekitar tempat tinggalnya.

Kemiskinan itulah yang mendorongnya hijrah ke Indonesia, mengikuti jejak sang kakak yang sudah lebih dulu tiba di Tanah Air. Om Liem tiba di Indonesia pada 1939, ketika dimulainya Perang Dunia II.

Kisah perjuangan Om Liem dituliskan dalam buku 'How Chinese are Entrepreneurial Strategies of Ethnic Chinese Business Groups in Southeast Asia? A Multifaceted Analysis of the Salim Group of Indonesia' karangan Marleen Dieleman yang diterbitkan pada tahun 2007. Buku ini mengambil data dari berbagai sumber, salah satunya adalah laporan tahunan resmi perusahaan Salim Group.

Hal yang pertama kali dilakukan Om Liem di Indonesia adalah mencari uang. Ia mulai bekerja sebagai pemasok cengkeh untuk perusahaan-perusahaan rokok di Kudus dan Semarang, Jawa Tengah.

Cengkeh menjadi salah satu bisnis yang menunjang kerajaan bisnisnya, selain bisnis tekstil tentunya. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Om Liem juga pernah berbisnis di dunia perbankan dengan mendirikan Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia (BCA).

Om Liem bersama tiga rekan bisnisnya yakni Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Risjad (dikenal sebagai The Gangs of Four) membangun sebuah perusahaan tepung terigu terbesar di Indonesia, yaitu PT Bogasari. Kala itu, PT Bogasari menguasai 2/3 pasar terigu Indonesia.

Terlepas dari itu Om Liem juga pernah mengalami kejatuhan dalam bisnisnya. Pada tahun 1997 saat krisis moneter melanda Indonesia, kerajaan bisnisnya sempat goyah karena memiliki utang yang cukup besar, yang dilaporkan mencapai Rp 52 triliun.

Untuk menutupi utangnya, Om Liem terpaksa melepas beberapa perusahaannya seperti PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional.

Om Liem pun tak mau berlama-lama terpuruk. Ia berusaha bangkit melalui perusahaan yang masih dimilikinya, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang menghasilkan produk Indomie yang dikenal sampai di kancah dunia.

Pada tahun 2006, kiprah Om Liem di dunia bisnis menemukan kejayaannya kembali. Bahkan, dia sempat menduduki peringkat nomor 10 dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya pada saat itu ditaksir mencapai US$ 800 juta.

Sejak Om Liem tutup usia pada 10 Juni 2012, kini kerajaan bisnisnya dijalankan oleh anaknya yakni Anthoni Salim.

(aid/ara)

Sentimen: negatif (66.3%)