Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bekasi, Kelapa Gading, Cakung
Kasus: pembunuhan, kecelakaan
Tokoh Terkait
Ketika Mobil Jadi Senjata Pembunuh, Alasan Sepele Bikin Nyawa Melayang
Detik.com Jenis Media: Otomotif
Kendaraan bermotor memang sangat memudahkan seseorang untuk bepergian. Namun, sewaktu-waktu kendaraan tersebut justru bisa menjadi senjata pembunuh.
Baru-baru ini terjadi kecelakaan maut ketika pengemudi mobil sengaja menabrak tetangganya pengendara sepeda motor di Cakung, Jakarta Timur. Kecelakaan ini dipicu emosi karena masalah sepele.
Dikutip detikNews, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Doni Hermawan mengungkapkan adanya perselisihan sebelum terjadinya tabrak lari. Perselisihan dipicu senggolan di jalan dan menurut tersangka korban mematahkan kaca spion mobil.
"Perselisihan itu terjadi pada saat di jalan, ada persenggolan, kemudian korban ini memecahkan kaca, menurut pengakuan dari pelaku ya, dari tersangka ya, memecahkan kaca spion," kata Doni.
Gara-gara alasan sepele spion mobil patah, amarah tersangka meledak. Pelaku mengejar korban hingga menabraknya di Jalan Raya Bekasi, tepatnya sebelum pintu masuk Tol Cakung-Kelapa Gading.
Meski begitu, Polisi akan mendalami peristiwa sebelum terjadi tabrak lari dengan memeriksa saksi-saksi. "Ini kan baru pengakuan Tersangka ya. Jadi ada senggolanlah, ya, antara motor dan mobil, yaitu pelaku dengan korban. Kemudian, karena emosi, kemudian dikejar, dan terjadilah kecelakaan. Jadi sempat itu terjadi, pemicunya itu menjadi menyebabkan pelaku ini menabrak," ujarnya.
Sementara ini polisi menjeratnya dengan Pasal 311 ayat 5 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Namun polisi kini tengah mengkaji penerapan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan untuk menjerat tersangka.
Menurut Pakar keselamatan berkendara yang juga instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, aksi road rage semacam ini mudah saja terjadi. Menurutnya, kendaraan bisa dijadikan senjata pembunuh jika pengendaranya emosi hingga kehilangan akal sehat.
"Yang dia tahu hanya ingin membalas, tidak pernah berpikir risiko. Pasca kecelakaan ini dia akan menyesal seumur hidupnya, itu di luar kontrol. Dan itu bisa terjadi kepada siapa pun," katanya.
Untuk itu, Jusri menekankan agar pengendara selalu berpikir waras, tidak mengedepankan emosinya. Pengendara juga seharusnya tidak memancing emosi orang lain, karena bisa saja pengendara yang terpancing emosinya berlaku semaunya tanpa memikirkan dampaknya.
"Supaya tidak terulang, maka kita harus paham faktor bagaimana kita bisa lolos dari kasus-kasus road rage. Jangan mancing. Dan kalau terjadi pancingan (emosi), sabar aja. Jangan diselesaikan dengan pukul-pukulan. Ini negara hukum. Kalau kita pukul-pukulan orangnya punya pistol, habis kita. Kalau sudah tewas kayak gini sekarang apa?" ujar Jusri.
Simak Video "Rekaman CCTV Detik-detik Pemotor Tewas Ditabrak Tetangga di Jaktim"
[-]
(rgr/lua)
Sentimen: negatif (100%)