Sentimen
Negatif (99%)
16 Jun 2023 : 15.09
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Shanghai

Kasus: covid-19, pengangguran

Tokoh Terkait

Bursa Asia Dibuka Bergairah Lagi, Kecuali Nikkei

16 Jun 2023 : 15.09 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Bursa Asia Dibuka Bergairah Lagi, Kecuali Nikkei

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (16/6/2023), di mana investor menanti keputusan suku bunga bank sentral Jepang.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang terpantau melemah yakni sebesar 0,57%.

Sedangkan sisanya terpantau menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,44%, Shanghai Composite China naik 0,12%, Straits Times Singapura bertambah 0,63%, ASX 200 Australia tumbuh 0,59%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,38%.

-

-

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) akan mengumumkan risalah rapat terkait kebijakan suku bunga acuan.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan BoJ masih akan mempertahankan kebijakan ultra longgarnya yakni suku bunga acuan di level -0,1%, meski inflasi sudah lebih kuat dari perkiraan.

BoJ akan berfokus mendukung pemulihan ekonomi Jepang yang rapuh setelah dihantam pandemi Covid-19 dan di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terjadi.

Bank sentral Negeri Sakura tersebut juga akan mempertahankan stimulus besar-besaraan agar memastikan bahwa Jepang secara berkelanjutan mencapai target inflasi 2% disertai dengan kenaikan upah.

Namun, dengan kenaikan harga yang menunjukkan tanda-tanda perluasan, pasar berfokus pada apakah Gubernur BoJ, Kazuo Ueda akan memberikan peringatan yang lebih kuat tentang risiko overshoot inflasi pada konferensi pers setelah pertemuan pekan ini.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah bergairahnya kembali bursa saham AS, Wall Street kemarin, setelah pada perdagangan Rabu Wall Street bervariasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melompat 1,26%. S&P 500 melonjak 1,22%, dan Nasdaq Composite melesat 1,15%.

Kepercayaan investor di AS sempat memudar setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan bahwa sikap hawkish-nya dapat berlanjut hingga akhir tahun ini. Namun dengan cepat, psikologis investor kembali berubah menjadi optimis.

Optimisme tersebut muncul setelah ada harapan jika inflasi AS terus melandai setelah data tenaga kerja keluar.

Data tenaga kerja AS yang dirilis kemarin memburuk. Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000. Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.

Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi sinyal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi AS berikutnya turun tajam.

Pada Selasa lalu, AS juga mengumumkan jika inflasi mereka melandai ke 4% (year-on-year/yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April 2023.

Kendati demikian, data penjualan ritel AS periode Mei 2023 masih kencang. Penjualan ritel naik (month-to-month/mtm) 0,3% pada Mei, lebih rendah dibandingkan 0,4% (mtm) pada April. Namun, pertumbuhan penjualan ritel lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni koreksi 0,1%.

Pertumbuhan penjualan ritel ditopang oleh penjualan peralatan taman serta spare parts kendaraan.

"Ada tanda-tanda inflasi melambat tetapi ekonomi juga masih cukup kuat. Investor juga melihat jika The Fed tidak mungkin sehawkish pernyataan mereka," tutur Ross Mayfield, analis Baird, dikutip dari CNBC International.

Pelaku pasar kini bertaruh 67% jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada Juli dan memangkasnya paling terlambat Desember tahun ini.

Seperti diketahui, The Fed pada akhirnya memilih untuk menahan suku bunga acuan pada rapat yang berakhir Kamis dini hari waktu Indonesia.

Ditahannya suku bunga acuan The Fed ini sudah sesuai ekspektasi pasar.

Namun, harapan pasar untuk melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat harus dikubur dalam-dalam.

The Fed juga mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi ke depan. Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.

Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.

Keputusan The Fed kemarin sempat membuat investor panik sehingga banyak yang menjual portofolio mereka. Kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan dikhawatirkan bisa membawa ekonomi AS ke jurang resesi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Duh, Bursa Asia Dibuka Loyo Nih, IHSG Kudu Waspada
(chd/chd)

Sentimen: negatif (99.8%)