Sentimen
Negatif (100%)
16 Jun 2023 : 13.02
Informasi Tambahan

BUMN: TransJakarta

Kab/Kota: bandung, Tanah Abang, Bogor, Jabodetabek, Bekasi, Depok, Dukuh, Manggarai, Madiun, Setiabudi, Cawang, Cibubur, Wuhan

Kasus: covid-19, PHK

Menanti Taji LRT Jabodebek Membelah Macet Jakarta

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

16 Jun 2023 : 13.02
Menanti Taji LRT Jabodebek Membelah Macet Jakarta
Jakarta -

Proyek kereta ringan hasil keroyokan BUMN ini dijadwalkan segera beroperasi dalam waktu kurang dari satu bulan ke depan. Seperti namanya, kereta LRT Jabodebek akan melintasi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi dengan panjang lintasan sekitar 42 km.

Kepada detikcom, Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo membeberkan proses yang tengah diselesaikan KAI saat ini dalam masa menuju pengoperasian transportasi publik tanpa masinis pertama di Indonesia ini.

Pria yang lama berkarir sebagai bankir ini juga membagikan pengalamannya ditunjuk jadi bos KAI pada masa pandemi hingga penggantian kereta ekonomi yang dikeluhkan banyak penumpang.

-

-

Berikut wawancara lengkapnya:

Sekarang kita lagi di stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas yang segera bisa dijajal sama masyarakat. Pak Didiek sudah berapa kali ke sini, Pak?

Kita sedang berada di stasiun Dukuh Atas, ini adalah stasiun ujung LRT Jabodebek. Jadi ada 3 stasiun ujung, 2 stasiun ujung selain Dukuh Atas yang di Harjamukti di Cibubur dan di Jatimulya Bekasi Timur. Jadi lintas LRT ini ada 42 km, dari Bekasi Timur di sana juga ada operations control centre (OCC), control room nya, sampai ke Cawang kemudian dari Cibubur Harjamukti ke Cawang dan ujungnya di Dukuh Atas ini.

Dukuh Atas ini merupakan stasiun pemberhentian LRT yang terintegrasi dengan moda-moda transportasi yang lain. Jadi dari stasiun ini akan terhubung dengan jembatan penyeberangan ke stasiun KRL. Di mana KRL ini merupakan stasiun yang menghubungkan dari Tanah Abang sampai dengan Manggarai dan seterusnya .

Kemudian juga akan terhubung dengan MRT karena di Dukuh Atas itu stasiun MRT ada. Kemudian di bawah stasiun Dukuh Atas ini ada Trans Jakarta. Sehingga sampai semua moda transportasi ada di sini.

Titik kita berdiri sekarang ini akan jadi yang tersibuk?

Betul, dan salah satu tempat penumpang yang paling besar di LRT ini.

Ini ada penunjuk trains yang ke Cawang maupun yang ke Dukuh Atas. Nanti kalau sudah berjalan, ini waktu-waktunya akan ada. Ini sekilas saja, ini peta jaringan LRT Jabodebek ada di sini.

Kemudian ini juga tergabung dengan KA perkotaan artinya KRL juga ada di sini. Jadi ini sudah menunjukkan bagaimana integrasi perkeretaapian yang ada di Jabodetabek dan sekitarnya.

Di atas ini salah satu fasilitasnya adalah ada eskalator kemudian di ujung sana ada lift. sehingga bagi para difabel ini juga dengan nyaman bisa menggunakan infrastruktur yang tersedia.

Jadi dipastikan ini inklusif ya

Ya. Ini stasiun tipikal ya. Jadi ada 18 stasiun sepanjang lintas ini yang paling besar stasiunnya di Cawang karena merupakan integrasi dari Dukuh Atas dari Bekasi Timur dari Harjamukti.

Karena dia persatuan tiga lintasan itu?

Ya. Jadi nanti yang sisanya, itu stasiun tipenya kayak gini ini. Yang di Harjamukti, di Bekasi Timur, di Kuningan, Setiabudi, Cikunir, itu seperti ini.

Berarti stasiun terbesar justru ada di Cawang ya?

Di Cawang, betul. Di Cawang pun nanti ada tiga lantai. Kalau ini dua lantai ya. Karena nanti ada penumpang yang bergerak daripada kereta yang ke arah Bekasi Timur sama ke arah Cawang ini, arah Cibubur ini nanti bisa melalui lantai ketiga.

Dan ada integrasi dengan kereta cepat?

Betul. Stasiun Halim itu integrasinya di stasiun Halim.

Ini isi di dalam kereta masih dilapisi ya, belum dibuka?

Masih, nanti pada saat operasi pasti kita buka semuanya. Karena kita ingin meyakinkan kereta ini masih terjaga sampai pengoperasian nanti.

Jadi sekarang keretanya tiap hari running test?

Jadi sekarang ini sejak 15 Mei, sampai 11 Juli, adalah periode trial operation. Trial operation itu apa, itu kita operasikan kereta ini seolah-olah dalam kondisi normal. Sekarang ini sudah ada 24 trainset yang kita operasikan. Dari 27 trainset yang tersedia. Jadi total train set atau rangkaian kereta ini totalnya ada 31.

Satu train set ada berapa gerbong?

Satu train set ada 6 gerbong. Jadi ini buatan INKA jadi proyek LRT ini merupakan kolaborasi antara BUMN jadi sarananya ini buatan INKA, Madiun. Infrastrukturnya dikerjakan oleh Adhi Karya, sistem persinyalannya oleh LEN, Bandung. kemudian nanti yang mengoperasikan adalah PT Kereta Api Indonesia.

Pak Didiek terhitung sekarang berarti sudah 3 tahun ya menjabat Dirut KAI, gimana rasanya ditunjuk sebagai Dirut di masa Pandemi, lagi susah-susahnya, kemudian berhasil membawa sampai di titik sekarang.

Saya bergabung dengan kereta api itu tahun 2016 bulan Januari. Karena saya ditugaskan oleh Kementerian BUMN waktu itu sebagai direktur keuangan. Nah selama menjabat direktur keuangan, maka apa yang saya lakukan adalah mengelola governance dalam tata kelola keuangan. Karena tata keuangan hal penting dalam suatu korporasi. Sehingga dari sisi finance saya mendorong governance di semua aspek.

Kemudian sampai tahun 2020, pada 2019, PT KAI membangun rencana jangka panjang perusahaan dari 2020-2024. Dengan tone yang optimis, kemudian masuk 2020 dengan kinerja yang baik di 2019 kita masuk optimis di tahun 2020.

Namun kita sudah mendengar bulan Oktober sudah ada pandemi covid di Wuhan. Kemudian di bulan Januari, Maret ini semuanya normal. Begitu masuk Maret, awal Maret Jokowi mengumumkan ada kasus Covid. Pertengahan Maret itu sudah ada imbauan untuk melakukan pembatasan. Begitu pertengahan Maret jumlah penumpang tuh langsung turun drastis.

Pada Mei 2020, saya ditunjuk kementerian BUMN pak Erick sebagai dirut KAI, pada saat kita masukin pasa pandemi itu, kita sudah menyiapkan protokol-protokol bagaimana menghadapi pandemi. Waktu itu saya sebagai pimpinan saya mengutamakan people dulu jadi bagaimana saya mem-protect people, baik itu pegawai maupun pelanggan penumpang. Yang namanya endemik yang terancam adalah manusia.

Yang kedua adalah likuiditas, bagaimana dalam situasi yang sangat menekan, dimana pendapatan angkutan penumpang tahun 2019 Rp 9,6 triliun , tahun 2020 turun drastis menjadi 2,8 triliun. Maka yang pertama kita jaga likuiditas, kemudian itu sudah terjaga lalu efisiensi. Jadi biaya-biaya yang tidak urgent, tidak efisien dipangkas dulu.

Termasuk investasi-investasi itu kita tunda. Baru yang keempat adalah membangun kapasitas membangun pendapatan-pendapatan apa yang masih kita bisa dapatkan. Dalam situasi yang demikian. maka angkutan barang kita dorong terlebih dulu. UMKM yang semula kurang perhatian kita fokus ke sana. Sehingga dengan 4 strategi ini lah KAI bisa survive.

Kemarin sudah untung lagi tahun 2022. Nanti pipeline tahun 2023 gimana?

Jadi dalam perencanaan tahun 2023, yang dulu itu antara angkutan barang dan penumpang itu, dulu 9,6 (triliun) ya angkutan penumpang, kemudian angkutan barangnya 7 (triliun), maka di tahun 2020 itu terbalik. Angkutan barangnya Rp 9,6 (triliun) sementara penumpang sekitar 76,9, 2022. Nah di 2023 ini penumpang kita dorong tumbuh lebih besar, jadi target kita sekitar Rp 12 triliun pendapatan untuk angkutan barang. Untuk angkutan penumpangnya sekitar Rp 9,6 sampai 10 triliun.

Kalau bisa digambarkan dalam satu kata yang mewakili perasaan Pak Didiek selama memimpin KAI menjadi Dirut, apa?

Memang situasi pandemi kalau dalam satu kata kita harus lebih adaptif. Situasi krisis itu ya bayangkan pendapatan penumpang dari 9,6 jadi 2,8, situasinya memang sangat menekan. Bahkan dalam periode tertentu di pertengahan 2020 angkutan kereta api jarak jauh itu berhenti sama sekali. Penumpangnya bisa dikatakan, yang jarak jauh. Yang jalan hanya KRL kereta rel listrik di Jabodetabek ini karena memang penumpangnya betul-betul level yang low dan pendapatan ini pendapatan harian, jadi kita nggak bisa berhentikan.

Jadi apa yang saya sampaikan, krisis itu adaptasinya harus cepat. Pendapatan pada waktu krisis pasti lebih cepat dibandingkan biaya. Nah, kebijakan kita protecting the people, mem-protect pegawai kita, kita tidak ada PHK sama sekali, sampai saat ini tidak ada. Bahkan gaji pegawai kita kita tetap bayar, kita hanya mengurangi tunjangan-tunjangan yang non esensial. Perjalanan dinas, pasti. Kursus-kursus, training-training pasti kita kurangi. Kalau sekarang sudah balik lagi, sudah normal.

Sifat adaptif itu yang akhirnya membawa pak Didiek menjadi Dirut. Sebelumnya kan dari Perbankan, jadi bankir. Cerita dong akhirnya masuk KAI setelah jadi bankir, apa proses adaptasi yang dibawa dari bank ke KAI?

Saya di perbankan bukan belasan tahun, tapi 28 tahun. Perbankan itu high regulated high compliance, high governance. Jadi aturan-aturan di perbankan itu sangat ketat karena menyangkut kepercayaan, mengelola asetnya dana nasabah. Nah basic-basic itulah yang membangun saya di PT KAI di mana dalam memimpin KAI kata-kata yang saya sampaikan adalah saya mau bikin kereta api dengan governance.

Governance artinya apa? Tata kelola good governance itu menjadi dasar pengelolaan kereta api ini untuk menjadi korporasi yang sehat. Governance itu dasar untuk segala sesuatunya, baik di sisi keuangan sisi operasional, maupun tata kelola menyeluruh di kereta api ini. Sehingga yang namanya adaptif itu dalam segi operasionalnya adaptasi apapun situasi yang dihadapi.

Jadi dengan background bankir, sekarang every little detail itu diperhatikan?

Jadi suatu korporasi yang dipenuhi governance dengan budaya compliant yang tinggi akan berbeda dengan perusahaan atau korporasi yang governance nya tidak terlalu ketat. Sehingga tata kelola keuangan kita bagus di KAI ini dan ratingnya kereta api itu triple A. Nah pada saat pandemi sempat turun jadi double A plus tapi sekarang sudah kembali jadi triple A lagi.

Kalau boleh curhat selama jadi Dirut, selama ini mungkin kan terlihat optimistis di depan para stakeholder. Tapi kalau boleh curhat, PR apa yang paling susah dikerjakan selama ini? Atau apa tantangan paling besar?

KAI itu tahun 2019 melayani 429 juta penumpang satu tahun. Kalau ditanya hal yang paling sulit, sebetulnya secara operasional infrastruktur, sarana semua itu sudah kita tata kelola dengan baik. Nah sekarang ini yang paling sulit adalah melayani proyek-proyek strategi nasional. Jadi sekarang ini, termasuk LRT, LRT ini dengan perpres 49 tahun 2017, Kereta Api diberi tugas untuk mengawal penyelesaian ini.

Kemudian kereta cepat Jakarta-Bandung ini juga dengan perpres 2021 ini lead konsorsium itu diserahkan PT KAI. Nah menyelesaikan dua proyek strategis nasional ini banyak aspek yang kita selesaikan, baik itu aspek proyeknya sendiri aspek finansialnya, termasuk penyiapan operation dan maintenance-nya. Ini memang jadi tantangan, karena nilai investasi dua proyek ini LRT ini awalnya Rp 29,9 triliun menjadi Rp 32,4 triliun. Kemudian KCJB awalnya US$ 6 sekarang ditambah dengan cost overrun sekitar US$ 1,2 miliar, jadi sekitar US$ 7,2 miliar. Tinggal dikalikan Rp 14 ribu.

Jadi kalau dulu kereta api itu belum pernah menghadapi tantangan yang semasif ini. Karena secara organik menangani jumlah penumpang ini dengan pegawai 28 ribu, tata kelolanya sudah kita bangun dengan baik. Cuma dengan penugasan ini kita betul-betul melihat permasalahan-permasalahan baik itu konstruksi proyek, dampak keuangan itu harus kita pahami baik.

Total karyawan saat ini berapa?

Kalau induknya 28.000, kalau dengan 6 anak perusahaan ada sekitar 44 ribu. 28 ribu kalau total konsolidasi itu 44 ribu.

Sentimen: negatif (100%)