Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: London, New York
Tokoh Terkait
Ekonom soal RI Beli Minyak Rusia: Tidak Masalah
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Ekonom senior Aviliani mengatakan tidak ada masalah jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia. Menurutnya, harga minyak Rusia yang lebih murah bisa menurunkan harga BBM dalam negeri.
"Gak masalah, kita kan bebas (membeli) ke mana saja sejauh itu bisa menekan harga (BBM) dalam negeri, karena (kenaikan harga) BBM itu dampaknya ke inflasi, itu sejak zaman dulu," paparnya di Jakarta, Rabu (14/9).
Aviliani mengatakan harga BBM dalam negeri memang bergantung dari harga minyak dunia yang dibeli Indonesia. Menurutnya sebelum perang, harga minyak dunia berada di level US$70-an per barel. Sepanjang perang harga minyak terus mendaki sampai ke level US$90 hingga US$120 per barel.
Adapun per hari ini minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober merosot 0,5 persen menjadi US$87,31 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November melorot 0,9 persen menjadi US$93,17 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, harga minyak Rusia (Ural) lebih murah. Harga rata-rata bulanan Ural adalah sekitar US$74,7 per barel pada Agustus 2022. Angka ini bahkan turun jika dibanding bulan sebelumnya, US$78,4 per barel.
Meski demikian, Aviliani mengingatkan pemerintah untuk tetap memastikan ulang apakah Rusia benar-benar mau menjual minyak lebih murah atau tidak. Ia khawatir ada muatan politik dalam transaksi itu.
"Rusia pasti memanfaatkan perang ini untuk jual mahal, apakah kita benar dapat murah atau nggak? kan tidak tahu, namanya juga politik," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi melakukan impor minyak dari berbagai negara, termasuk Rusia, di tengah lonjakan harga minyak global.
Jokowi mengaku saat ini tengah memantau semua opsi, termasuk mengimpor minyak dari negara yang menjualnya dengan harga yang lebih murah.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi, dikutip dari CNA.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengklaim Rusia sudah menawarkan Indonesia untuk membeli minyak dari negara mereka dengan harga lebih murah 30 persen dibandingkan harga pasar internasional. Hal itu membuat Jokowi tertarik untuk mengimpor minyak dari Negeri Beruang Merah.
"Rusia nawarin ke kita, eh lu mau nggak India sudah ambil nih minyak kita harganya 30 persen lebih murah daripada harga pasar internasional. Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil ga? Ambil. Pak Jokowi pikir yang sama, ambil," papar Sandi di akun Instagram-nya @sandiuno.
Namun, Sandiaga mengakui beberapa pihak masih ragu untuk mengimpor minyak dari Rusia karena takut diembargo oleh Amerika Serikat (AS). Maklum, setiap pengiriman dolar AS harus dikontrol oleh Negeri Paman Sam.
"Memang tantangannya karena barat (AS) ini kan mau bagaimana pun juga mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York," jelas Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan kalau bank di Indonesia dikeluarkan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT), maka bank asal RI tak bisa mengirim dolar AS.
"Kata Rusia tidak perlu takut, bayar pakai rubel saja. Konversi rupiah ke rubel, nah ini teman-teman di sektor keuangan lagi menghitung," kata Sandiaga.
SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Dengan SWIFT, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.
[-]
(mrh/dzu)Sentimen: negatif (98.5%)