Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Dibuka Menghijau
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis (15/6/2023), di mana investor cenderung merespons positif dari langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menahan suku bunga acuannya.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 0,73%, Shanghai Composite China naik tipis 0,06%, Straits Times Singapura menguat 0,22%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,13%.
Sementara untuk indeks Nikkei 225 Jepang dan KOSPI Korea Selatan turun 0,1%.
Dari Jepang, defisit neraca perdagangan pada periode Mei 2023 semakin melebar, yakni mencapai 1,37 triliun yen, dari sebelumnya yang defisit 432,3 miliar yen pada April lalu.
Hal ini karena impor Jepang yang makin berkontraksi pada bulan lalu. Impor Negeri Sakura pada Mei lalu turun menjadi minus 9,9%, dari sebelumnya minus 2,3% pada April lalu.
Sedangkan, ekspor Jepang juga turun menjadi 0,6% pada bulan lalu, dari sebelumnya yang tumbuh 2,6% pada April lalu.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung ... terjadi di tengah variatifnya bursa saham AS, Wall Street, karena investor sedikit kecewa dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan bersikap hawkish.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,68%. Tetapi indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup menguat. S&P 500 naik tipis 0,08%, sedangkan Nasdaq menguat 0,39%.
Bursa Wall Street bergerak sangat volatil kemarin. Volatilitas Wall Street yang cukup tinggi tak bisa dilepaskan dari sikap was-was menunggu keputusan rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
The Fed pada akhirnya memilih untuk menahan suku bunga acuan pada rapat yang berakhir Kamis dini hari waktu Indonesia.
Ditahannya suku bunga acuan The Fed ini sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, harapan pasar untuk melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat harus dikubur dalam-dalam.
Siklus suku bunga tinggi juga diproyeksi belum akan berakhir.
"Menahan suku bunga pada saat ini memungkinkan The Fed untuk menilai informasi tambahan dan dampak kebijakan moneter," tutur The Fed dalam keterangannya usai rapat FOMC.
The Fed juga mengisyaratkan untuk menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi ke depan. Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.
Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.
"Komite bersiap untuk menyesuaikan stance kebijakan moneter sesuai kebutuhan jika risiko meningkat dan bisa menghambat pencapaian target komite," tulis The Fed.
Powell mengatakan The Fed masih perlu waktu untuk melihat sejauh mana dampak kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS.
Powell juga menegaskan jika keputusan suku bunga ke depan sangat "hidup" dan akan ditentukan oleh perkembangan data ekonomi.
The Fed juga mengisyaratkan jika pemangkasan suku bunga masih jauh. Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 500 bps sejak Maret tahun lalu menjadi 5 -5,25%.
Suku bunga saat ini adalah menyamai catatan pada 2006 dan tertinggi sejak Januari 2001 (5,5%).
"Dampak penuh dari kebijakan ketat kami belum sepenuhnya terasa," imbuh Powell.
Alhasil, pelaku pasar global cenderung kecewa dengan pernyataan Powell terkait kebijakan suku bunga kedepannya dan membuat indeks Dow Jones ditutup di zona merah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Wall Street Jegal Laju Bursa Asia, Alert Buat IHSG Nih!
(chd)
Sentimen: negatif (99.1%)