Sekjen PBB Setuju AI Diperlakukan Seperti Nuklir
Detik.com Jenis Media: Tekno
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyetujui proposal yang diajukan oleh sejumlah pakar kecerdasan buatan (AI) terkait pembentukan badan pemantau khusus AI.
Badan pemantau ini akan berfungsi layaknya International Atomic Energy Agency (IAEA), yang merupakan badan pemantau penggunaan energi nuklir, yang mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai dan menghambat penggunaannya untuk tujuan militer.
"Bunyi alarm atas bentuk terbaru kecerdasan buatan -- generative AI -- sudah sangat keras. Dan bunyi terkencangnya berasal dari pengembang yang mendesainnya. Kita harus memperhatikan peringatan tersebut secara serius," kata Guterres.
Ia pun mengumumkan rencana untuk mulai membentuk badan tersebut mulai akhir tahun ini. Yaitu badan penasihat AI tingkat tinggi, yang secara reguler memantau peraturan AI dan memberikan rekomendasi mengenai bagaimana AI bisa berjalan seiring hak asasi manusia.
"Saya sangat suka dengan ide di mana kita bisa mempunyai badan kecerdasan buatan. Terinspirasi dari Badan Tenaga Atom Internasional yang ada saat ini," tambahnya.
Guterres menyebut langkah ini akan sangat menarik, namun ia juga menegaskan kalau hanya negara anggota PBB yang bisa membuatnya, bukan sekretariat PBB. Sebagai informasi, IAEA dibentuk pada 1957 dan mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang aman dan damai, dan saat ini punya punya 176 anggota.
Pembentukan badan pemantau AI layaknya IAEA ini dicetuskan pencipta OpenAI, yaitu Sam Altman, Greg Brockman, dan Ilya Stskever, dalam postingan blog di situs resmi OpenAI.
Dalam postingan tersebut, pembuat OpenAI tersebut menyebut badan AI ini bisa membatasi penerapan AI, menilai tingkat keamanan AI, dan memantau penggunaan kekuatan komputasi dari AI tersebut.
Tokoh lain yang juga menyetujui pembentukan badan ini adalah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Bahkan ia mau Inggris menjadi "rumah" untuk regulasi keamanan AI, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (14/6/2023).
Simak Video "PBB Serukan Kondisi 'Darurat Laut', Ada Apa?"
[-]
(asj/afr)
Sentimen: positif (99.2%)