Sentimen
Negatif (99%)
12 Jun 2023 : 21.20
Informasi Tambahan

Club Olahraga: AC Milan

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Meninggal Dunia, Intip Gurita Bisnisnya

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

12 Jun 2023 : 21.20
Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Meninggal Dunia, Intip Gurita Bisnisnya

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi tutup usia karena  menderita infeksi paru-paru dan leukemia kronis. Ia meninggal dunia pada usia 86 tahun dan sempat menjalani perawatan selama 45 hari di Rumah Sakit Rifaelle Milan.

Dikutip dari Antara, Senin (12/6/2023), Silvio Berlusconi kembali dirawat terkait penyakit leukemia kronis pada Jumat, 9 Juni 2023. 

Dari hasil pemeriksaan dokter Alberto Zangrillo dan Fabio Ciceri, disebutkan tes yang dilakukan di Rumah Sakit San Raffaele telah dinaikkan sebagai bagian dari praktik normal dalam kedokteran. Bahkan waktunya tidak menandakan kekritisan atau alarm apapun.

Berlusconi lahir pada 1936 di Milan, Italia. Awal karier Berlusconi diberitakan beragam. Ada yang menyebutkan memulai karier di bidang properti, dan ada yang kabarkan kalau ia memulai karier dari penjual vacuum cleaners, sebelum mendirikan perusahaan konstruksi.

CNN melaporkan, Berlusconi terlibat dalam proyek pembangunan Milano Two di luar Milan. Ia pun menikmati kesuksesan pertama pada properti pada akhir 1960-an.

Mengutip BBC, Berlusconi menjadi salah satu orang terkaya Italia yang pundi-pundi kekayaannya berasal dari bisnis media dan sebagai pemilik klub sepak bola legendaris AC Milan sebelum terjun ke dunia politik.

Ia mendirikan partainya sendiri, Forza Italia pada 1993, dan tetap menjadi tokoh politik yang kuat selama dua dekade berikutnya, keluar masuk kekuasaan. Tak hanya itu, ia juga menepis skandal seks dan tuduhan korupsi.

Sebagai konglomerat media dan politikus, Berlusconi membantu membentuk citra Italia selama beberapa dekade. Ia menduduki posisi PM Italia pada 1994-1995, 2001-2006, dan 2008-2011.

Silvio Berlusconi meninggalkan kerajaan bisnis yang besar. Ia memegang kepemilikan saham besar di beberapa perusahaan melalui Fininvest, perusahaan induk keluarganya. Fininvest memegang 4,9 miliar euro atau setara USD 5,3 miliar atau sekitar Rp 78,83 triliun dalam bentuk saham pada akhir 2021, menurut laporan tahunan terbaru.

 

Sentimen: negatif (99.2%)