Mahfud Sebut Banyak Penyusup di Pemerintah, Minta Rekrutmen Pejabat Diperketat!
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md mengungkapkan saat ini banyak penyusup di kementerian/lembaga (K/L) yang melemahkan pemerintah. Ia meminta semua pihak tidak terlena dan menutup mata.
"Jangan kita terlena dan menutup mata dengan upaya pelemahan struktur dari dalam karena di berbagai struktur lembaga pemerintahan sekarang banyak penyusup-penyusup yang justru melemahkan, bukan menguatkan," kata Mahfud dalam acara 23 Tahun Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Anjungan Sarinah Thamrin, Jakarta, Minggu (11/6/2023).
Sayangnya Mahfud tak menyebut ada di mana saja penyusup alias pejabat publik yang berstatus titipan itu. Dia hanya meminta agar setiap proses seleksi atau rekrutmen pejabat-pejabat publik diperketat.
"Proses seleksi atau recruitment jabatan-jabatan publik harus diperketat, tidak boleh berdasarkan pesanan, terutama untuk lembaga-lembaga penegak hukum," ucap Mahfud.
Ia mengakui masih banyak konflik kepentingan yang terjadi dalam jabatan berkaitan dengan politik seperti di pemerintahan, DPR hingga Mahkamah Agung (MA).
"Kesimpulannya itu memang terjadi conflict of interest di dalam jabatan-jabatan politik. Di DPR terjadi transaksi-transaksi di balik meja, MA pengadilan bisa membeli perkara, di pemerintah, di birokrasi sama. Itu temuannya," beber Mahfud.
"Di DPR ada conflict of interest, pekerjaan anggota DPR tapi punya konsultan hukum. Nanti kalau ada masalah tolong dibantu ini, itu, dibawa ke pengadilan, pengadilannya korupsi lagi. Sampai hakimnya ditangkap, jaksa ditangkap," tambahnya.
Menurutnya, Indonesia harus terus melanjutkan semangat reformasi yang sudah digemakan sejak 1998 untuk menjadi negara maju. Buat menuju ke sana, perekonomian Indonesia dinilai harus didukung 3 dimensi utama yaitu membuat kebijakan yang berempati dengan anti korupsi; pelaku usaha yang rajin bersaing secara sehat; dan konsumen atau masyarakat yang dilindungi haknya.
"Ketiga dimensi tersebut harus sama-sama diperkuat secara seimbang sehingga kegagalan satu dimensi akan menggagalkan dimensi yang lain, jadi ini saling terkait," imbuhnya.
(aid/das)
Sentimen: negatif (96.9%)