Sentimen
Netral (99%)
8 Jun 2023 : 19.30
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kasus: covid-19

Likuiditas Melimpah, Kredit Bank Malah Kendor

9 Jun 2023 : 02.30 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Likuiditas Melimpah, Kredit Bank Malah Kendor

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri perbankan dalam kondisi anomali. Saat likuditas melimpah, pertumbuhan kredit malah melambat signifikan.

Sebagaimana diketahui, likuiditas merupakan senjata utama bank untuk mencari uang. Likuditas tebal artinya bank memiliki dana yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan likuiditas perbankan pada April 2023 dalam level yang melimpah. Hal ini ditandai dengan rasio-rasio yang terjaga pada level tinggi.

-

-

Rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 118,25% dan 26,58%. Angka ini jauh di atas ambang bawah yakni 50% untuk AL/NCD dan 10 % untuk AL/DPK.

Pun rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dalam level sehat. OJK mencatat rasio NPL gross 2,53% dan NPL net 0,78%. Artinya bank juga tidak memiliki beban dari aset bermasalah untuk menyalurkan kredit.

Sebagai informasi, saat NPL tinggi bank harus memupuk pencadangan yang tinggi pula. Alhasil, ketersediaan dana bank untuk menyalurkan kredit akan tergerus.

Bila melihat dari perspekptif likuiditas dan NPL, bank seharusnya memiliki kemampuan yang kuat untuk menggenjot kredit. Akan tetapi nyatanya pertumbuhan kredit per April 2023 hanya 8% secara tahunan (yoy), paling rendah sejak Maret 2022.

Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit April 2023 melambat cukup signifikan atau turun 125 basis poin (bps) dari 9,37% yoy.

Adapun bila dibandingkan dengan posisi awal tahun, pertumbuhan kredit pada awal kuartal II/2023 terpaut jauh. Pada Januari pertumbuhan kredit mencapai lebih dari 10% yoy.

Anehnya lagi pertumbuhan kredit yang melemah itu terjadi pada periode Idulfitri. Sebagai informasi, Hari Raya Lebaran tahun ini jatuh pada pekan ketiga April.

Berkaca dari tahun sebelum pandemi Covid-19, Idulfitri tercatat mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan. Sebagai contoh, pada 2019, di mana periode Ramadan dan Idulfitri jatuh pada Mei-Juni, penyaluran dana dari bank naik dua digit atau 11% yoy, jauh di atas capaian akhir tahun tersebut yang hanya tumbuh 5,9% yoy.

Tahun 2018, Idulfitri jatuh pada pertengahan Juni. Pada periode tersebut, kredit bank naik 10,5% yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Pelemahan kredit tahun ini terjadi pada semua jenis baik investasi, modal kerja, dan konsumsi. Kredit investasi hanya tumbuh 9,1% (yoy) pada April 2023, terendah dalam setahun terakhir. Kredit modal kerja tumbuh 7,1% (yoy) pada April 2023, terendah sejak Desember 2021. Pada periode yang sama kredit konsumsi tumbuh 9,5% (yoy) pada April, terendah dalam tiga bulan terakhir.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menilai pertumbuhan kredit yang melambat saat ini merupakan siklus awal tahun. Akan tetapi dia juga tidak menampik jika permintaan kredit juga tumbuh terbatas.

"Pencabutan stimulus Covid-19 dan ada dampak ada ketidakpastian risiko kredit," katanya.

Dian juga menambahkan OJK juga tetap optismistis pertumbuhan kredit dapat menyentuh 10% pada tutup buku 2023. Hal ini seiring dengan program pemulihan ekonomi pasca-Covid-19.

Adapun mengutip data OJK terakhir atau per Maret 2023, rasio NPL bank dalam tren menurun. Setelah sempat menyentuh 3,04% pada Mei 2023, per Maret 2023 rasio kredit bermasalah pada posisi 2,49%.

Akan tetapi, pada periode yang sama rasio NPL kredit berorientasi ekspor memburuk. Setelah ditutup pada level menurun pada akhir 2022 atau 2,91%, per Maret 2023 rasio NPL kredit ekspor merangkak naik hingga menyentuh 3,37%.

Pertumbuhan kredit tersebut juga akan diikuti dengan kualitas aset yang terkendali. "Bank akan terus melakukan evaluasi dan adaptasi pertumbuhan pasca-pandemi ini," katanya.

Terpisah, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan menduga pertumbuhan kredit melambat karena ada pelunasan yang dipercepat oleh debitur berorientasi ekspor. "Mungkin sejumlah korporasi melunasi kreditnya sebelum menentukan next step untuk investasi dan pembiayaan," kata Perry.

Akan tetapi dia yakin secara keseluruhan pertumbuhan kredit tahun ini akan membaik. Penawaran dari bank, suku bunga kondusif, hingga syarat dan ketentuan pinjaman dari bank menjadi landasan kepercayaan diri Perry.


[-]

-

Bank Mega Turut Serta Dorong Terwujudnya Ekonomi Digital
(mkh/mkh)

Sentimen: netral (99.9%)