Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Ford
Kab/Kota: Surabaya
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Nunung WS Jadi Satu-satunya Pelukis Abstrak Perempuan yang Masih Eksis
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Jakarta -
Sebelum seni rupa kontemporer booming di Asia Tenggara khususnya Indonesia di dekade 1990-an, gaya abstrak hingga realis memiliki penggemar masing-masing. Dari deretan pelukis di skena seni lukis abstrak, ada nama Nunung WS.
Perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera) kini menjadi satu-satunya pelukis abstrak perempuan yang masih eksis dan berkarya. Namanya kini melejit lagi usai membuka pameran retrospektif The Spirit Within di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia, kemarin.
Kurator pameran Chabib Duta Hapsoro menuturkan sejak dekade 1970 sampai 1980-an, Nunung WS aktif berpameran di Taman Ismail Marzuki (TIM). Sebagai pusat kesenian Ibu Kota, TIM menjadi poros kebudayaan.
"Selepas reformasi, gaung TIM makin pudar dan gelombang seni rupa kontemporer banyak membuka peluang seniman muda untuk berkarya. Infrastruktur dan galeri seni juga semakin banyak dan kompleks. Katakanlah, makin banyak pesaing," ungkap Chabib saat diwawancarai detikcom di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.
Di masa itu, karya-karya Nunung WS yang sarat dengan gaya aliran abstrak mulai ditinggalkan pencinta seni.
"Penggemar semakin sedikit tapi tetap berpameran, yang mungkin saja tidak dianggap sebagai pameran yang penting," katanya lagi.
Menurut keterangan Chabib, Nunung WS tetap berkarya di studio pribadinya tanpa memperdulikan gelombang seni kontemporer yang mulai tren dan berbagai hal lainnya.
"Bu Nunung hanya memikirkan gimana karyanya bisa berubah atau lebih bisa punya makna lebih. Beliau akhirnya memilih membuat karya dengan jujur dan apa adanya, tidak tendensius," sambungnya.
Bahkan sosoknya masuk ke dalam sejarah seni rupa Indonesia. "Eksplorasi abstrak bidang warna, iya hanya Bu Nunung saja," katanya.
Nunung WS mulai menggelar pameran bersama angkatan Aksera di Surabaya dan Taman Ismail Marzuki. Dia berkenalan dengan Nashar dan mulai memutuskan belajar melukis pada 1971. Pertengahan 1970-an sampai 1980-an, ia sering ke Bali bersama Nashar.
Pada 1985, ia mendirikan Nuansa Indonesia, kelompok perempuan perupa bersama seniman Farida Srihadi dan Titis Jabarudin. Di awal 1990-an, ia melakukan perjalanan seni ke AS bersama seniman perempuan lainnya atas dukungan Ford Foundation.
Pada 1993, Nunung WS melakukan residensi di Academie Minerva, Groningen Belanda dan menjadi pengajar tamu di sana. Di 2021, dia menerima lifetime achievement dari Biennale Jogja.
Simak Video "Potret Malam Affandi, Pameran 32 Tahun Kematian Sang Maestro Lukis"
[-]
(tia/dar)
Sentimen: positif (61.5%)