Sentimen
Positif (66%)
29 Mei 2023 : 08.14

LPS Tak Percaya Ada Mata Uang yang Bisa Geser Dolar

29 Mei 2023 : 08.14 Views 4

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

LPS Tak Percaya Ada Mata Uang yang Bisa Geser Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia — Sejumlah negara-negara di dunia saat ini perlahan mulai mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Namun, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang, hal itu tidak serta merta berdampak secara signifikan bagi keperkasaan dolar.

Ketua Dewan LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, dolar AS masih diminati oleh banyak negara. Hal itu tecermin dari suplai dolar AS pada simpanan perbankan yang cukup baik.

"Nggak ada gerakan atau pergerakan atau bahwa kita atau orang-orang meninggalkan dolar," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, dikutip Senin (29/5).

-

-

Purbaya menyebut, jika melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya, pada tahun 1970-an juga ada isu bahwa mata uang Yen akan menggantikan dolar. Kemudian pada saat kebangkitan Euro juga ada isu demikian.

Namun, pada kenyataannya, dolar Paman Sam masih menjadi yang terkuat hingga saat ini. "Orang masih suka dolar. Sebagian besar masih pakai dolar, 80% lebih," sebutnya.

Menurutnya, jika mata uang dolar AS sedang mengalami penurunan merupakan sentimen jangka pendek. Sebab, masih banyak masyarakat yang tetap menggunakan dolar AS sebagai instrumen investasi yang cukup stabil.

Pengamatannya sebagai ekonom selama ini, mata uang yang paling kuat yang sudah teruji selama hampir 100 tahun lebih adalah greenback tersebut.

"Sampai sekarang belum ada (mata uang) yang stabil selain dolar," pungkasnya.

Sementara itu, sejumlah negara, termasuk Indonesia dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Contohnya, Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea (BoK) menyepakati kerja sama untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan.

BI juga telah menyelesaikan perjanjian kerja sama penggunaan transaksi mata uang lokal atau local currency settlement (LCS), termasuk pembayaran lintas negara atau cross border payments dengan India.

Adapun aksi beberapa negara Asia merupakan buntut dari kebijakan China dan Brasil yang lebih dahulu menyerukan niat meninggalkan dolar.
Dikutip dari CNBC Internasional, data Komposisi Mata Uang Cadangan Devisa (COFER) IMF menunjukkan dolar AS menyumbang 58,36% dari cadangan devisa global pada kuartal keempat tahun lalu.

Fenomena dedolarisasi ini didorong oleh perubahan dinamika ekonomi global, termasuk sanksi AS untuk Rusia. Tren dedolarisasi diyakini dapat menguntungkan ekonomi lokal dalam beberapa cara.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgievas mengungkapkan bahwa dolar AS secara bertahap telah kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan utama dunia.


[-]

-

Bank Of Japan Pertahankan Kebiajakan Moneter, Yen Melemah
(mkh/mkh)

Sentimen: positif (66%)