Petualangan Cinta Putri Duyung yang Menggemaskan
Detik.com Jenis Media: Hiburan
Bahkan sebelum orang-orang menyaksikan aksi Halle Bailey sebagai Ariel, internet sudah berisik dengan komentar-komentar jahat tentang tidak pantasnya sang aktor memerankan karakter Disney yang terkenal ini. Beberapa orang bahkan dengan hebohnya mengatakan bahwa pemilihan Bailey sebagai Ariel merusak masa kecil mereka. Bagian paling lucu dari komentar-komentar (yang lumayan rasis) tersebut adalah kenyataan bahwa Halle Bailey tidak hanya berhasil memerankan Ariel dengan baik, tapi ia menjadi bagian terbaik dari adaptasi live action Disney yang dipastikan akan menjadi box office.
Seperti halnya adaptasi live action Disney yang lain, The Little Mermaid versi Rob Marshall ini tidak mengubah banyak komponen dari versi animasinya. Ariel tetap seorang putri duyung muda yang luar biasa naif yang terobsesi dengan manusia. Bapaknya, Triton (Javier Bardem), tetap membenci manusia. Kali ini dengan backstory yang lebih detail tentang apa yang dilakukan manusia terhadap ibu Ariel. Dalam sebuah momen, Ariel menyelamatkan Eric (Jonah Hauer-King), seorang pangeran yang malam itu berhadapan dengan badai. Ariel jatuh cinta seketika dengan Eric yang membuat Raja Triton murka sampai-sampai menghancurkan patung Eric.
Ursula (Melissa McCarthy, menggigit dan mencuri perhatian), penyihir sekaligus musuh bebuyutan Triton, memang sudah lama ingin mengalahkan si raja tersebut dan ia merasa mendapatkan kesempatan tersebut setelah melihat betapa terobsesinya Ariel dengan manusia. Dengan sebuah mantra, Ariel pun mendapatkan kaki dari Ursula dengan suara magisnya sebagai ganti. Ariel sekarang punya misi untuk mendapatkan ciuman dari sang pangeran atau ia akan menjadi milik Ursula selamanya.
Dengan filmography seperti Nine dan Chicago, Rob Marshall jelas nama yang tepat untuk menggarap The Little Mermaid. Ia tahu bagaimana menggerakkan kamera, melukis kemeriahan, dan menampilkan adegan musikal yang menggugah selera. Marshall tahu bagaimana mengeksekusi adegan musikal sesuai dengan tujuannya. Kalau Under The Sea, ia berhasil membuat lautan menjadi panggung yang meriah dengan berbagai makhluk lautan sebagai penghias, nomor Part of Your World akan membuat Anda merinding karena Marshall membuat ratapan Ariel terasa personal. Sementara itu, momen musikal The Scuttlebutt cukup mencuri perhatian sebagai salah satu lagu baru yang hadir di film ini.
Secara teknis, The Little Mermaid cukup mumpuni meskipun beberapa momennya agak kurang sinematik. Melihat Memoirs of Geisha, Marshall harusnya bisa membuat visual yang lebih mutakhir daripada ini. Lautan dan tempat keluarga Triton memang penuh warna-warna yang mencuri perhatian. Tapi begitu penonton diajak masuk ke rumah Ursula, warna gelap khas film-film zaman sekarang langsung membuat The Little Mermaid jadi terasa generik. Untungnya momen paling romantis di film ini, saat Ariel dan Eric kencan berdua (nomor musikal Kiss The Girl), dipersembahkan dengan sangat apik baik secara audio maupun visual.
Sejak Disney memutuskan untuk me-remake semua koleksi animasi mereka ke dalam bentuk live action, kita semua tahu bahwa tujuan Disney melakukan ini bukan untuk mempersembahkan hal yang baru. Mereka hanya ingin menceritakan kisah yang lama dalam bungkus yang berbeda. Beberapa kasus memang hasilnya cukup memuaskan (The Jungle Book, Cinderella, Alice In Wonderland). Tapi tidak sedikit yang hasilnya luar biasa mengecewakan (Pinocchio, The Lion King). The Little Mermaid mungkin memang tidak menawarkan hal yang baru, tapi setidaknya ia tidak berakhir menjadi produk yang gagal. Dan faktor utama dari keberhasilan itu adalah nama Halle Bailey.
Ada kualitas animasi yang dibawakan oleh Halle Bailey yang membuat Ariel menjadi sosok yang menyenangkan, meskipun apa yang dia lakukan terlihat menyebalkan (durhaka dengan orang tua hanya karena cowok? Ya ampun). Tapi Bailey berhasil mempersembahkan kenaifan Bailey menjadi sesuatu yang polos dan murni. Bahkan dalam momen di mana Ariel tidak bersuara, Bailey tetap bisa berkomunikasi dengan matanya yang ekspresif. Dan ketika akhirnya Bailey unjuk suara, bersiaplah untuk merinding. Bailey tidak hanya menyanyi, ia memberikan makna terhadap setiap kata yang ia ucapkan sehingga penonton mana pun paham benar apa yang Ariel rasakan setiap saat. Tidak heran Ursula ingin mencuri suaranya.
Dengan pengisi suara yang juga pas dengan karakter mereka masing-masing (Jacob Tremblay sebagai Flounder, Daveed Diggs sebagai Sebastian, dan Awkwafina sebagai Scuttle), The Little Mermaid adalah sebuah tontonan yang menyenangkan bagi seluruh keluarga.
The Little Mermaid dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
Simak Video "Halle Bailey Pernah Bikin Sutradara 'Little Mermaid' Menangis"
[-]
(mau/mau)
Sentimen: negatif (100%)