Warganet Banyak yang Tak Setuju Mobil Listrik Disubsidi, Ini Alasannya
Detik.com Jenis Media: Otomotif
Pemerintah telah menggulirkan program insentif untuk kendaraan listrik. Namun, berdasarkan riset, mayoritas warga di media sosial tidak setuju dengan subsidi mobil listrik.
Riset itu dilakukan oleh Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) di media sosial Twitter. Media sosial itu dipilih karena merupakan platform yang representatif untuk menangkap aspirasi, kritik, atau masukan masyarakat terkait dengan isu-isu sosial, politik atau kebijakan dari pemerintah. Data responden dibersihkan dari akun media maupun buzzer sehingga perbincangan yang didapatkan hanya dari pengguna asli.
Hasilnya, mayoritas warganet tidak setuju dengan subsidi mobil listrik. Mereka mengkritik kebijakan tersebut.
"Kita menemukan bahwa 80% masyarakat di internet itu tak sepakat dengan subsidi kendaraan listrik, atau mereka mengkritik kebijakan tersebut. Kenapa? Karena salah satunya itu mereka menilai pembeli mobil listrik itu bukan mereka yang butuh subsidi. Ini mungkin didasarkan pada asumsi bahwa secara harga, mobil EV itu relatif mahal. Maka hampir bisa dipastikan bahwa kalangan menengah ke bawah tidak akan membeli mampu membeli mobil listrik," kata Wahyu Tri Utomo, Data Analyst Continuum Indef dalam sebuah diskusi virtual yang ditayangkan di channel Youtube INDEF, dikutip Selasa (23/5/2023).
Alasan lainnya, warganet mempertanyakan subsidi untuk mobil listrik iuni untuk siapa. Bahkan, ada yang menganggap subsidi mobil listrik ini hanya menguntungkan kalangan tertentu.
"Subsidi ini kok kayak untuk orang-orang yang nggak butuh subsidi. Atau yang butuh subsidi itu justru para pengimpor mobil listrik? Atau dalam tanda kutip pengusahanya?" kata Wahyu.
Ada juga yang menilai subsidi ini hanya akan menjadi 'bancakan' pejabat yang juga pengusaha. Warganet menyinggung nama Kepala Kantor Staf Presiden dan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsat Pandjaitan
"Secara tersirat mungkin ada ketakutan conflict of interest antara pejabat yang dia menjabat di pemerintahan, punya power atas kebijakan, tapi di satu sisi juga punya usaha yang secara kebetulan ada irisan dengan kebijakan yang dikeluarkan. Itu akhirnya muncul kecurigaan dari masyarakat," ujar Wahyu.
Anggapan lain mengapa warganet menolak subsidi mobil listrik, bahwa memang benar mobil listrik nol emisi. Namun, listriknya masih diproduksi menggunakan batu bara yang menghasilkan emisi juga.
"Atau ada juga yang menilai karena tanpa subsidi pun mobil listrik ini antrenya udah banyak. Kalau sudah sampai antre berarti kan minat pasarnya tinggi. Masyarakat mempertanyakan lah kalau minat pasarnya tinggi kenapa masih disubsidi? Lalu subsidinya ke mana? Untuk siapa? itu menjadi pertanyaan yang sering digaungkan oleh warganet ketika membahas subsidi mobil listrik ini," beber Wahyu.
Simak Video "Sudah Masuk 2023, Kapan Subsidi Mobil Listrik Dilaksanakan?"
[-]
(rgr/dry)
Sentimen: positif (99.9%)